Aku tak ingat kapan terakhir aq jatuh cinta.Aku hanya mengingat saat keperihan datang secara melankolis, menyeset-seset dan memberikan sakit yang sulit digambarkan.Aku masih mengingat saat itu dimulai.***Sikapku cuek, aku gak perduli dengan org2 sekitar. Yang mesti dan wajib aq kerjakan itu saja, secukupnya.Lalu muncullah sohib yg baru kukenal, namanya Noni. Dia anak yg lucu n lbh muda setahun dariku. Sedangkan sohib kentalku, Lika, yg lebih tua dua tahun dariku.Kami bekerja pada sebuah perusahaan. Jabatanku lumayan, Aku dan Lika cukup disegani oleh karyawan lain. Dan aku tak terlalu memperhatikan org lain. Nonu sebagai anak baru senang berteman dan mendekati aku dan Lika. Kemana kami hang-out dia selalu mau ikut. Dia org yang ceria dan bergaul dengan karyawan lain.Suatu hari saat pulang kerja, kami bertiga pulang bersama, turun di tangga, dan menuju lantai bawah, pada saat itulah muncul Robi. Dia senyum-senyum sendiri, biasala ramah tamah menyapa. Noni membalasnya sapaanya."Tin, robi tuh lumayan ganteng yah." sahut Noni ketika kami sudah naik ke mobil Lika."hahay, yg benar aja" jawabku sambil melirik Lika yg sedang menyetir, maksudku untuk meminta dukungan."Iya emg dia manis loh."sahut Lika. Aku tersentak, masa sih perasaan Robi biasa2 aja. Tp mungkin selera kami yang beda.Semenjak itu, aq sering memperhatikan Robi, apakah Lika dan Noni yang salah, ataukah aq yang bener2 aneh. Setelah aq perhatikan, bener juga. Dia lumayan manis, ramah, setiap kami pulang kerja selalu berpapasan dan dia menyapa.***Anehnya, tak tau kenapa, semenjak itu Robi mendekatiku, pada awalnya dia curhat tentang bagaimana dia disakiti oleh mantan pacarnya yang pindah ke cowok yang lebih mapan. Dan tak tau kenapa aq juga senang menjadi teman curhatnya. Lalu Lika juga mendukung kedekatan kami."Coba dulu sama dia, Tin. Kayaknya dia baik. Kamu jg uda lama menjomblo, mau sampai kapan."ujar Lika.Aku menganggap ucapan Lika sebagai angin lalu. Lagian aku dan Robi cuma dekat, bukan berarti dia ada feel.Tapi Robi bukan cuma curhat, dia juga sering menceritakan tentang aq. Dia masih ingat bagaimana pertama kali bertemu denganku, ingat dengan baju yang pernah aq pakai, dan tau semua tentang diriku, kebiasaanku. Aku bimbang, pertanda apakah ini? Kenapa dia tau semua tentang aq semenjak bertemu denganku.*** penembakan***hari itu adalah hari jumat, di jam kerja, dia sms ngajak ketemuan, katanya penting, untungnya aq lg gk terlalu sibuk, jadi aq turutin kemauan Robi untuk ketemuan di Balkon, lantai teratas kantor kami.Aku mencari-cari, kemana dia. Dia lalu muncul membawa satu set bunga, lalu berlutut , " Tin, maukah kamu menjadi pacarku"Saat itu pikiranku campur aduk, benarkah ini. Tapi aq masih ragu dan bimbang karena aku belum bener2 cinta sama dia.Untuk itu aq meminta waktu agar berfikir.Hanya kepada Lika aku bercerita." Tin , kalo aq sih setuju2 aja. Tapi semua kembali kepada kamu."Lika mengutarakan pendapatnya. Aku terdiam. Kalo soal sifat, aku suka dengan tingkah lakunya, Robi orangnya sangat baik, dia sopan, dan berbeda dengan cowok-cowok lain yang kukenal. Dia termasuk cowok yang setia. Itula nilai plusnya. Kalo kekurangan, aku sih gak mau terlalu memvonis sesorang, tp urusan jabatan, pada awalnya dia bukan siapa-siapa, karena dia rajin makanya dia bisa mendapat promosi, tp masih dibawah aq. Lalu pendidikannya, aq jg lebih tinggi. Duh..aku pusing amat, karena aku selalu berpikir secara profesional, masa soal perasaan harus memikirkan soal itu. Terlalu idealis, yah daripada aq terjebak cinta, tp dalam perjalanan kami memiliki banyak rintangan, terutama keluarga.Entah kenapa, masih 50-50 akhirnya aku terima, dia melonjak-lonjak bahagia. Tapi aq mengajukan syarat, kami pacaran secara diam-diam dulu di kantor. Aku masih memaksakan egoku, karena malu, jadi aq tak mau kisah cinta ini dipublikasikan.Dia menyetujui, maka dimulaila drama percintaan itu. Hanya Lika yang tau hubungan kami, ditambah teman dekat Robi.Lalu kami menjalani hubungan ini,Drama 1,Dia beberapa kali datang kerumahku, tapi orangtua ku tidak menyukai kehadirannya. Bahkan ayahku terang-terangan menolak. Padahal kami belum menjalani hubungan lebih serius, kenapa mereka menentang, pikirku. Pokoknya keluargaku menginginkan kami putus. Aku tak mengerti dengan jalan pikiran kedua org tuaku, padahal aq belum menceritakan tentang siapa dia. Drama keduaKencan pertama kami pergi nonton, aku cukup syok, ternyata aku yang membayar tiketnya, juga pada saat makan. Emang sih , pada awalnya, karena gengsi aq mengulurkan uang untukmembayar, dan dia oke2 aja. Astaga. Tapi aq masih berusaha berpikir positif.Dan pada kencan2 berikutnya, aq merasakan aneh luar biasa, dia bukan seperti cowok-cowok yg royal, dan bukannya aq matre, tapi lama kelamaan aku berpikir dia memanfaatkanku. Drama ketigaKami bertengkar. Dimulai saat dia mengantar pulang teman kerja, cewek yang lembur, pada saat itu aku minta antar ke mall tp dia tidak bisa menjemput. Aku berpikir dia terlalu baik hati, mengantar pulang cewek lain, hufttt. Saat itu aku benar-benar menunjukkan keegoanku.Akhirnya kami berbaikan. Aku sering membawakan sarapan dan makan siang untuknya. Dia benar-benar cowok yang romantis. Kata-katanya,walaupun lebay tapi membuatku cukup bergetar. Pada saat itu aku berpikir,, tidak ada gunanya lagi bersandiwara di depan teman-teman tentang hubungan kami. Tapi entah kenapa saat itu juga, aku merasakan justru dia yang lebih senang rahasia hubungan ini tetap berjalan. Drama keempatPUTUS.Aku mengucapkannya dengan berat hati. Di awalnya dia tak protes. Itu yg membuatku semakin aneh. Aku mengambil keputusan putus, setelah aku merasakan setelah hubungan ini berjalan, yang aq rasakan justri kesedihan, bukan kebahagiaan. Daripada ini berlarut-larut, jadi inilah hasilnya. ****Ternyata setelah putus, bukannya masalah kami selesai, justru puluhan masalah muncul. Dan terkuaklah, sedikit demi sedikit pertanyaan yang muncul selama ini. Dia selingkuh!!!!!Dan ternyata selama ini aq dibohongin. Teman, Mira sering melihat dia jalan dengan cewek-cewek yang berbeda, inilah yang membuatku semakin sakit. Lalu keluguan yang selama ini dia simpen ternyata...dia bukan cowok seperti itu. Lia, temanku yang satu divisi dengannya, saat di gudang sempat digodanya...OMG.. Aku benar-benar tertipu dengan kulit luar saja.Setelah semua berakhir dan ketahuan belangnya, dia menangis-nangis dan bersujud di kakiku. Memintaku kembali."Tin, kumohon kembalilah, aku bener2 cinta dan sayang kamu...komohon....jgn dengarkan semua cerita2 bohong." isaknya. padahal aq tidak pernah mengatakan apapun kalau aq sudah tau tentang kebohongannya. Tapi pendirianku sudah teguh. Dan aku semakin mantap kalo keputusanku sudah benar. Justru berpacaran dengannya adalah suatu kesalahan.Kata tidak terus keluar dariku.Dia terus menerus meneror untuk kembali kepadaku.Aku benar-benar menyesal telah memberikan ruang hati untuknya. Bukannya cinta yang ada tapi racun ke ruang hati itu ***Beberapa bulan kemudian.Aku cukup syok. Melihat undangan pernikahan itu. Walaupun undangan bukan ditujukan untukku. Tapi ditujukan untuk Lika.Lika baru saja keluar dan duduk disampingku."Aku ingin memberitahu kalo Robi..." dia ragu-ragu"Aku sudah lihat undangannya.." jawabku cepat sambil menyodorkan undangan yg sudah berada di tanganku.Aku berusaha tersenyum, menyembunyikan perasaan ini. SAKIT."Sudahlah, Lika, aku gakpapa, kan kamu sendiri tau kalo aku gak ada perasaan apa-apa sama dia."Lika mengangkat bahu. Dia senang mendengarnya.Untuk apa aku menyesali, aku sungguh tidak menyesal. Tapi yang kurasakan sakit. Sakit yang cukup dalam. Dan aku tak pernah berharap datang dan aku juga tidak diundang. Baru saja sebulan aku meninggalkan pekerjaan yang sudah aku lama geluti dan meninggalkan semua kenangan buruk yang baru dialami.Ternyata begitu cepat baginya, bagi Robi.Aku sakit, bukan karena aku mencintainya, tapi karena luka yang dia berikan terlalu dalam.MOHON DOA RESTU, ROBI & NONI
0 komentar:
Posting Komentar