PENGENALAN TERHADAP SURAH AL-FATIHAH
Surah ini turun di Mekkah sebelum Nabi saw. berhijrah. Jumlah ayat-ayatnya disepakati sebanyak tujuh ayat, kendati ulama berbeda pendapat menyangkut Basmalah pada awalnya. Apakah ia bagian dari surah ini atau bukan?
Al-Fatihah yang merupakan mahkota tuntunan Ilahi , dinamai juga Ummu al-Quran atau Ummu al-Kitab karena ia dalah induk semua ayat-ayat al-Quran. Al-Fatihah juga adalah as-Sab al-Matsani dalam arti tujuh ayatnya diulang-ulang, bukan saja dalam setiap rakaat shalat, tetapi juga kandungan ketujuh ayatnya diulang dan dirinci oleh seluruh ayat-ayat al-Quran yang berjumlah enam ribu ayat lebih itu. Suarah ini memiliki lebih dari dua puluh nama tetapi yang paling popular dan dikenal pada masa Nabi adalah nama-nama yang disebut di atas.
Al-Fatihah adalah pengajaran bagi umat manusia, bahkan Allah mendiktekan kalimat-kalimat surah ini untuk diucapkan oleh manusia. Dengan memulai Kitab-Nya dengan Basmalah. Allah juga mengajarkan manusia untuk memulai setiap kegiatan mereka dengan Basmalah yang mengandung makna permintaan pertolongan agar kegiatan itu direstui dan didukung oleh-Nya karena tiada daya dan upaya yang dapat berhasil tanpa dukungan-Nya.
Atas dasar sifat-sifat dan kuasa-Nya, maka Dia wajar bahkan berhak, dan harus disembah dan dimintai pertolongan, dan karena itu Yang Maha Pengasih tersebut mengajar umat manusia untuk hanya mengabdi dan hanya memohon kepada-Nya dalam segala hal termasuk untuk keberhasilan pengabdian itu.
Tentu saja diperlukan jalan yang ditelusuri kesana dan karena itu pula manusia diajarnya untuk bermohon bukan saja ditunjuki jalan tersebut yang dilukiskan-Nya sebagai shirath al-Mustaqim, yakni jalan luas, lebar, dan lurus. Itulah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah diberinya nikmat, yaitu jalan para Nabi. Ash-Shidiqih, asy-Syuhada ; dan orang-orang saleh, bukan jalan orang-orang yang dimurkai, yakni mereka yang telah mengetahui kebenaran tetapi enggan menelusurinya. Bukan juga jalan orang-orang yang sesat karena tidak mengetahui arah yang benar. Demikian sedikit tentang surah al-Fatihah.
KANDUNGAN TEMATIK SURAH AL-FATIHAH
Dalam surah al-Fatihah terdapat uraian tentang :
1. Tauhid, yang dikandung oleh ayat-ayatnya yang pertama dan kedua: Al-Hamdulillah Rabbi al-Alamin. Ar-Rahman ar-Rahim.
2. Keniscayaan Hari Kemudian, yang dikandung oleh ayatnya yang keempat: Maliki Yaum Ad-Din.
3. Ibadah yang seharusnya hanya tertuju kepada Allah dikandung oleh ayat: Iyyaka Na’budu.
4. Pengakuan tentang kelemahan manusia dan keharusan meminta pertolongan hanya kepada-Nya dalam ayat : Wa Iyaka Nasta’in, dan Ihdina ash-Shirath al-Mustaqim.
5. Keanekaragaman manusia sepanjang sejarah menghadapi tuntunan Ilahi : Ada yang menerima, ada yang menolak setelah mengetahui, dan ada juga yang sesat jalan, yaitu yang dikandung oleh ayat shiratha al-ladzina an’amta ‘Alaihim Ghair al-Maghdhubi ‘Alaihim wa La adh-Dhallin.
Kelima hal pokok di atasa, tauhid, keniscayaan hari kemudian, dan keikhlasan beribadah adalah dasar-dasar pokok ajaran al-Qur’an. Sedang uraian yang terdapat dalam surah-surah lain tentang alam, manusia, dan sejarah merupakan cara-cara yang ditempuh oleh al-Qur’an untuk mengantar manusia meraih, menghayati, mengamalkan persoalan-persoalan pokok itu.
TUJUAN UTAMA URAIAN SURAH AL-FATIHAH
Tujuan utama surah ini mengandung, lalu memelihara kesadaran tentang kehadiran Allah dan pengawasan-Nya kepada manusia. Itu sebab-Nya setelah menguraikan tentang rahmat dan kasih saying-Nya serta kuasa-Nya memberi balasan, ayat surah ini disusul dengan menghadirkan-Nya di hadapan siapa yang membaca Maliki Yaum ad-Din bahwa Dia sang penguasa Hari Kemudian selalu hadir dengan pengawasan dan pengetahuan-Nya terhadap seluruh kegiatan lahir dan batin mahluk serta hadir pula dengan bantuan dan ganjaran-Nya terhadap seluruh kegiatan lahir dan batin mahluk serta hadir pula dengan bantuan dan ganjaran-Nya yang taat. Kehadiran dan pengawasan-Nya itu dicerminkan lebih jauh dengan pengajaran bagaimana berdialog langsung dengan-Nya Iyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in / Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan. Redaksi tersebut di hadapkan langsung kepada Allah laksana bertatap muka dengan wajah-Nya. Makna tentang kehadiran, pengawasan, dan bantuan ilahi itu tercermin pula dalam riwayat Imam Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’I, Ibnu Majah, dan lain-lain melalui Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Allah, dalam sebuah hadist Qudsi, berfirman :
“Aku membagi shalat (al-Fatihah) antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, dam untuk hamba-Ku menjadi dua bagian, dan untuk hamba-Ku apa yang dimohonnya. Maka bila dia membaca : Al-Hamdu Lillahi Rabbi al-Alamin, Allah menyambut dengan berfirman : “Aku dipuja oleh hamba-Ku.” Bila dia membaca : Ar-Rahman ar-Rahim,” Allah berfirman : “Aku dipuji oleh hamba-Ku.” Bila dia membaca : “Malik Yaum ad-Din.” Allah berfirman : “Aku diagungkan oleh hamba-Ku.” Di kali lain Allah berfirman : Hamba-Ku berserah (diri) kepada-Ku, lalu bila dia membaca : “Iyyaka na’budu wa Iyyaka Nasta’in, Allah berfirman : “Ini antara Aku dan hamba-Ku, dan buat hamba-Ku apa yang dimohonkan.” Dan bila dia membaca : Ihdina ash-Shirath al-Mustaqim, Shirath al-Ladzina An’amta ‘Alaihim, Ghairi al-Maghdhub ‘Alaihim wa La adh-Dhallin, Allah berfirman : “Ini buat hamba-Ku, dan buat hamba-Ku yang dimohonkannya”.
Itulah sekelumit dari kandungan surah al-Fatihah.
0 komentar:
Posting Komentar