Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
Tidak ada kebaikan bagi shadaqah kecuali niat yang ikhlas.
Tidak ada kebaikan bagi kehidupan kecuali kesihatan dan keamanan

Minggu, 25 Juli 2010

Tingkat-tingkat Pengenalan Allah

“Siapa yang mendengar nama-nama Allah, memahami dari segi bahasa tafsiran dan sifatnya serta menyakini bahwa makna tersebut wuwjud di sisi Allah, maka sebenarnya dia baru mendapatkan bagian yang sedikit dan masih rendah tingkatannya. Tidak wajar baginya berbangga dengan apa yang dimilikinya”. Begitu Al-Ghazali memulai uraiannya pada bab- IV bukunya “almaqshad Al-Asnaafi Syarh Asma’ilaahil Husna” ketika berbicara tentang meneladani akhlak Allah dan menghiasai diri dengan makna sifat-sifat dan Asma’-Nya.

Mendengar satu lapaz, tidak membutuhkan kecuali indra pendengaran, dimana biantang pun memilikinya. memahami makna suatu kata dari Asmaul Husna tidak memerlukan kecuali kemampunan berbahasa Arab. Dan ini adalah tingkat yang sama denga nkedudukan seorang satrawan bahkan seorang bodoh dari penduduk desa. Adapun menyakini bahwa makna kata-kata tersebut wujud di sisi Tuhan, maka untuk hal ini tidak dibutuhkan kecuali memahami makan-maknanya dan menyakininya.


Dan ini adalah tingkat yang dapat diraih pula oleh orang awam bahkan naka kecil. Orang-orang yang dekat kepada Tuhan mempunyai kedudukan jauh memelbihi apa yang dikemukakan di atas. Di sini ditemukan tiga tingkatan :

Pertama, pengetahuan tentang makna nama-nama Allah yang indah itu, dalam bentuk mukasyafah (terbukanya tabir penutup) dan musyahadah (disaksikan dengan pandangan mata hati) sehingga ia menjadi demikian jelas berdasarkan argumen yang tidak disentuh oleh kesalahan.

Kedua, merasakan keagungan dari apa yang diketahui pada tingkat pertama di atas, sehingga mendorong mereka berbudi pekerti – sebatas kemampuan mereka – dengan sifat-sfat Yang Maha Agung itu, agar mereka mendekat kepada-Nya kedekatan sifat bukan tempat–dan dengan demikian mereka mirip dengan para malaikat yang dekat/didekatkan di sisi Allah.

ketiga, upaya sungguh-sungguh untuk meraih – sepajang kemampuan – sifat-sifat Ilahi itu, menghiasai diri dan berakhlak dengannya, sehingga ia menjadi seorang Rabbany dan ketika itu yang bersangkutan menjadi teman para malaikat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheap Web Hosting | new york lasik surgery | cpa website design