Hari ini, aku malas sekali memasak sayur, padahal pagi tadi di kantor sudah beli kacang panjang, tempe, tahu dan daun singkong kepada penjual sayur yang datang setiap pagi naik motor di kantorku.Motorku yang sudah ku masukkan ke rumah, ku keluarkan lagi, aku makan di luar saja.., aku membatin. Tapi ini sudah hampir magrib, ku urungkan niatku, ke mesjid dulu aja, nanti setelah pulang dari masjid baru aku keluar cari makan, pikirku.***Setelah selesai berdoa, pak imam berdiri, dan mengucapkan salamPara jamaah yang mulia, nanti setelah shalat isya kita semua diundang oleh pak haji Sulaiman.., pak imam menyampaikan pesan pak haji.Wah... pucuk dicinta ulam tiba..., kata ku dalam hati, berarti aku tidak perlu makan ke luar.Memang pak haji Sulaiman juragan sapi yang dermawan itu, sering sekali mengundang jamaah mesjid untuk makan di rumah beliau, syukuran karena sapinya laku banyaklah, katanya, sewaktu hari beiau berdalih.Setengah biaya pembangunan mesjid ini aja dapat dana dari beliau, gedung TPQ semua biaya ditanggung haji Sulaiman, namun rejekinya tidak pernah berkurang, selalu meningkat terus.Sudah berapa banyak anak miskin dan anak yatim yang beliau biayai pendidikannya, bahkan sudah ada yang sampai ke bangku kuliah. Memang beliau tidak dikaruniai anak, mungkin tidak akan dikaruniai anak lagi, karena usia beliau dan isterinya sudah di atas kepala lima puluh, kecuali Allah menghendaki, itu kuasa Allah. Apapun yang dikehendaki Allah, tidak ada yang mustahil.***Kapan menikah nak...?, tanya pak imam, tanpa menoleh sambil berjalan menuju rumah pak haji Sulaiman.Belum ada rencana..., jawab ku singkat.Sebenarnya sih kepengin, tapi... Tapi ...apa ? desak pak pak imam.Aku masih memikirkan ibuku, kasihan sekali beliau, sejak aku berumur lima bulan ditinggalkan suaminya (ayahku), dia berjuang sendiri memelihara, memenuhi kebutuhanku. Padahal ibuku hanya buruh di pabrik gula, yang gajinya tidak seberapa, namun mampu menyekolahkan ku sampai tamat SMA, setamat SMA aku ikut tes PNS, alhamdulillah diterima di Pemda, sejak aku bekerja, aku sudah melarang ibu untuk kerja lagi,agar istirahat saja, namun beliau menolak, tabung saja gajimu..nak, untuk kamu menikah nanti, dalih beliau. Aku merasa masih belum membahagiakan beliau, kalau aku menikah, bagaimana dengan ibuku, kasih sayang ku akan terbagi, apalagi sekarang ibu mulai sakit sakitan. Entah bagaimana keadaan ibuku sekarang, sejak seminggu yang lalu beliau pulang ke desa, karena menghadiri haul kakekku, ayah beliau.Hey... sabir, kamu belum jawab pertanyaanku, malah melamun, pak imam mengagetkanku.Oh.. ya pak imam, pertanyaan yang mana, aku agak bingung.Pak imam tersenyum..., makanya jangan melamun saja, candanya.***Di rumah pak haji Sulaiman sudah banyak yang hadir, tapi ruang dalam masih kosong, karena tamu yang datang duluan masih berdiri di depan rumah.Kalau semua tamu ini shalat ke Mesjid, betapa makmurnya mesjid, aku berangan dalam hati.Memang itulah umat Islam di kampungku, kalau diundang makan banyak yang datang, tapi kalau diundang untuk shalat berjamaah separonya pun tidak sampai. Padahal pak imam sering sekali memberikan wejangan, tentang pentingnya kita shalat berjamaah, beliua bacakan banyak hadits tentang fadilah shalat berjamaah, yah.. nasehat pak imam seperti angin lalu saja, masuk telinga kanan keluar ditelinga kiri.Silahkan masuk pak imam..., pak haji Sulaiman mepersilahkan dengan hormatAku mengekor pak imam masuk ke dalam rumah pa haji.Sewaktu aku mau duduk , aku kaget , ada seorang gadis berjilbab melintas, keluar dari kamar, siapa dia, kalau anak pak haji tidak mungkin, karena pak haji tidak punya anak, atau anak asuh pak haji, aku menerka dalam hati.***Sobir... tolong fotokopi kan surat ini, perintah pak Sudin, kabag umum.Baik pak...., jawab ku singkat.Seperti biasa aku memfotokopi di kios depan kantorku. Begitu aku masuk di kios fotokopi, aku lihat lagi gadis tadi malam, juga sedang memfotokopi, dan dia tersenyum kepada ku, dadaku seperti tersambar petir, aku bengong, bahkan aku tidak sempa membalas senyumnya. Gadis itu berlalu di depanku, aku hanya memandangi belakangnya, setelah itu dia menghilang dari pandanganku.Hey.. sobir, mas Rudy pembantu di kios fotokopi itu memecahkan kebengonganku,Belum pernah lihat wanita ya...? candanya lagiSeperti orang baru keluar dari pertapaan saja, lanjutnya,Aku masih penasaran siapa dia, padahal aku hampir tiap hari ke kios ini, baru kali ini aku melihat dia ada disini, ada hubungan apa dengan pak haji Sulaiman, tanyaku dalam hati.Nah... melamun lagi kan...jatuh cinta pandangan pertama yaaa..., mas Rudy meledekku.Apakah kamu kenal dengan gadis itu, tanyaku kepada mas Rudy.Tidakk.. , aku baru kali ini melihatnya, jawab mas Rudy,Tadi dia memfotokopi buku, lanjutnya lagi.***Tidak seperti biasanya, setelah shalat subuh, aku berbaring, apa lagi tidur, karena itu dilarang oleh Rasulullah, tidur setelah shalat subuh. Tapi hari ini, aku malas sekali, aku masih teringat dengan gadis berjilbat itu, siapa dia, wajahnya selalu terbayang, malam tadi saja pukul satu baru bisa tertidur, mataku tidak bisa dipejamkan, setiap aku memejamkan mata, wajah gadis itu selalu terbayang.Assalamu alaikum..., suara salam dari luar, memudarkan lamunanku.Wa alaikum salam..., jawabku, sambil beranjak menuju pintu.Eeh ... pak imam, ada apa, silahkan masuk, kataku.Terimakasih..., jawab pak imam, disini saja...kamu sibuk tidak ..? lanjut pak imamTidak ...jawabku,Kamu tidak ke kantor ..?Ini hari Sabtu, libur.., Oohh.. iya ya, aku lupa,Ada apa .pak imam..., tanyaku.Tadi waktu selesai shalat subuh, pak haji Sulaiman mencari kamu, tapi kamu pulang duluan. Dan beliau berpesan kepada saya, agar kamu ke rumahnya.Iya ...pak imam, saya ganti pakaian dulu.... memang biasa pak haji Sulaiman menyuruh ku ke rumahnya, kadang aku disuruh membantu menjualkan sapinya ke kota. Sekalian liat liat kota.***Assalamu alaikum,...Wa alaikum salam, eeh .. Sobir silahkan masuk,Disini saja, pak haji..., mana sapi yang akan dibawa ke kota, tanyakuMasuk dulu ..., pinta pak haji,Hari ini aku tidak menyuruh kamu membawa sapi ke kota,Lalu dibawa kemana... pak haji, desakku,Tidak kemana mana, jawab pak haji sambil tersenyum.Lalu ..apa yang akan saya kerjakan ...Tidak ada...., jawab pak haji lagiAku jadi bingung, dan bertanya tanya dalam hati, ada apa, biasanya pak haji kalau memanggilku, kalau tidak menyuruhku membawakan sapinya ke kota, atau membantu memberi makan sapi dan tugas tugas lainnya.Hasanah ...tolong bawa air dan gorengan di meja makan itu ke sini..., agak berteriak pak haji menyuruh,Siapa Hasah, apakah nama isteri pak haji namanya Hasanah,tapi tidak biasanya pak haji memanggil isterinya dengan menyebut nama.Masyaallah... aku kaget, gadis berjilbab itu, keluar membawakan air kopi dua gelas dan satu piring gorengan pisang. Berarti gadis ini yang bernama Hasanah, aku membatin.Setelah menaruh gelas kopi dan piring gorengan, gadis itu masuk lagi. Aku masih memperhatikannya, sampai dia menghilang dibalik gorden.Silahkan diminum dan dicicipi gorengannya..., pak haji menyilakanSepertinya aku tidak punya selera untuk makan gorengan, padahal gorengan pisang kesukaanku. Sudah tiga kali aku bertemu gadis itu, seperti ada perasaan aneh, tidak biasanya aku melihat perempuan, banyak perempuan yang kulihat lebih cantik dari dia, tapi dengan gadis ini, perasaan ku berbeda, apakah ini benih cinta, aahh...Eeh malah bengong, ayo diminum kopinya, pak haji mensilakan kedua kalinyaYa.. pak haji...,Nak Sobir..., gadis itu Hasanah, anak asuhku yang tinggal di kota, pak haji menjelaskanDia itu ditinggal mati ayahnya sejak berumur dua tahun, ibunya penjual makanan. Waktu itu aku mampir di warung makan ibunya untuk makan siang, waktu aku masuk warungnya, nak Hasanah itu sedang membantu ibunya berjualan, setelah aku ngobrol dengan ibunya, ternyata nak Hasanah itu berhenti sekolah di kelas 5 SD, karena ibunya tidak mampu lagi membiayainya, ibunya bilang sangat kasihan, padahal sejak kelas satu sampai kelas 5 dia rengking satu terus. Aku berinisiatif untuk membantu, mulanya ibu Hasanah menolak, tapi setelah aku jelaskan. Dia bersedia, mendengar hal itu nak Hasanah sangat gembira. Sekarang dia sudah kelas tiga SMA dan lagi libur, makanya saya suruh dia datang kesini, memang dia anak cerdas seperti kamu, pak haji memujiku.Memang aku juga selalu masuk rengking lima besar di kelas, sejak SD sampai SMA, dan sebagian biaya sekolahku juga dibantu pak haji Sulaiman, maka oleh sebab itu, aku tidak pernah menolak kalau beliau meminta tolong.Sebenarnya aku agak berat mengatakan kepadamu, lanjut pak haji.Ada apa pak haji..., tanyakuHasanah ... kesini nak ? pak haji memanggil gadis itu, tanpa menjawab pertanyaan kuGadis itu datang lagi, dadaku berdetak keras, memang cantik, anggun, dia tersenyum kepadaku.Duduk disini ..., nak. Pak haji mensilakan gadis itu duduk.Ya...pak, jawabnya lembut,Gadis itu duduk disamping kanan pak haji, tepat di depanku, aku jadi salah tingkah, ada apa gerangan, pak haji belum menjawab pertanyaan ku, malah memanggil gadis itu, dan menyuruh duduk disampingnya, aku membatin. Apakah pak haji akan menjodohkan aku dengan gadis itu, ah tidak mungkin..., tapi mungkin saja, apa lagi nasibku dengan nasibnya tidak jauh berbeda, sama sama ditinggal pergi ayah, Cuma bedanya, aku ditingal pergi oleh ayahku, entah kemana, sampai sekarang aku belum pernah melihat wajah ayahku, karena semua foto ayahku di bakar ibu, setelah ibu tahu, ayahku kawin lagi, padahal aku masih bayi, dan ibu juga tidak banyak cerita tentang ayahku. Sedangkan gadis itu ditinggal mati ayahnya dan dia masih sempat melihat ayahnya.Bigini anak anakku..., pak haji membuka suara, sebenarnya saya sangat berat mengatakan nya, apalagi kepada mu nak Sobir...Aku bingung, kepada pak haji seperti fokus pembicaraannya kepadaku.Sebenarnya saya sudah lama ingin mengatakan ini, tapi saya tidak punya kemampuan, namun masalah ini harus diceritakan terutama untuk nak Sabir,Kenapa aku lagi, ...kebingungan ku semakin tak terkendali lagi...., aku membatin.Katakan saja pak haji..., desakkuTapi kamu jangan marah,,,pinta pak hajiAku sudah tidak sabar lagi ingin tahu, apa yang akan diceritakan pak haji, maka tak berpikir panjang lagi, aku menjawab, ya pak haji.., apapun ceritanya akan saya terima...Nak Hasanah ini adalah adikmu....dari istri muda ayahmu....Hah ...apa,,,,,zzzzzzzzzzzPerasaanku tidak karuan lagi, badanku lemah lunglai, pandanganku mulai memudar dan gelap..., dan.. dan...dan...aku sudah tidak ingat apa apa lagi.***
0 komentar:
Posting Komentar