“ TOLOOOOONG…! Ya Allah…. Tolong hamba, ya Allah…. Sakiiit!!! Ampuni hamba, ya Allah….”
Jeritan itu kini tak ada artinya lagi. Aku baru menyesal sekarang. Menyesal sekarang pun tak ada gunanya. Kini aku telah berada di antara kobaran api neraka. Aku berdiri di tengah-tengah umat berlimpah dosa yang sedang mengantri giliran disiksa. Aku dikelilingi setan dan iblis yang siap menemani para tahanan neraka menempuh siksaan demi siksaan.
SRETTT!!! “ Aaaaaaa…! Ya Allah, ampuni aku! Sakiiit! “ Penjaga neraka memotong rambutku menggunakan pedang besi berlapis bara api yang sangat panas. Api pun menjalar di setiap helai rambutku sampai menuju akar rambut. “ Aaaaaaaaaaaaa!!!!” Teriakkan dan permohonan ampunku tak digubris sama sekali. Aku duduk tersungkur. Belum sempat aku bernapas, rambutku ditarik dan dililitkan pada tiang besi panas. Mereka tak segan-segan melumuri rambutku dengan kotoran anjing dan membasuh kotoran itu dengan air darah. Bau anyir darah sampai menusuk hidungku. “ ASTAGHFIRULLAHALADZIIIM…! Ampun, ya Allah, ya Rabbi…! “
KRIIIIING…! KRIIING!!!
“ HAH!?! Masya Allah! Astaghfirullahaladzim. Ya Allah….”
Bunyi weker itu mengagetkanku dan seketika mimpi buruk itu pun buyar dari dalam tidurku.
Alhamdulillah…. Syukurlah itu tadi hanya mimpi. Mimpi itu adalah mimpi terburuk yang pernah kualami. Setelah muncul mimpi itu, aku merasa Allah sangat mencintaiku. Allah tidak ingin makhluk ciptaanNya hidup senang di dunia, tetapi sengsara di akhirat. Gambaran siksa neraka yang muncul dalam mimpiku itu sudah cukup membuat hidupku tersiksa. Ketakutan akan azab dari Sang Penguasa semakin menjalar di setiap laju darah dalam nadi. Jarum jam weker hampir menunjuk pada angka empat. Sebentar lagi Subuh memanggil. Aku beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi. Kubasuh sebagian tubuhku dengan air wudlu. Kurasakan setiap tetes segarnya air yang membasahi kulitku. Seakan air itu memadamkan panasnya bara api yang sempat berkobar dalam benak kepala.
Selesai wudlu, aku mengambil mukena dan sajadah di dalam lemari. Masih ada waktu untuk tahajud seraya menunggu Subuh tiba.
“ Allahu…. Akbar,” bibirku gemetar melafadzkan takbir. Tubuhku merinding ketika aku bersujud. Aku merasa Allah mendekap tubuh rampingku. Sungguh, aku merasa tak berdaya. Usai salam, tangis pun pecah. Aku bersujud kembali dengan iringan isak tangis yang memilukan. Kutumpahkan seluruh isi hati dan pikiran yang berkecamuk dalam diriku.
“ Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang…. Aku hanya bisa memohon ampun padaMu. Aku sadar aku ini hanya makhluk kecil yang tak punya daya upaya. Ya Allah…. Aku berjanji akan menanggalkan predikat ratu bermahkota indah dan kembali menutup mahkota pemberianMu. Aku akan menjaganya kembali, ya Allah. Selama ini aku silau. Aku terbuai dengan kesenangan dunia yang hanya sesaat. Ya Allah…. Ampuni juga dosa nenekku yang telah membuatku seperti ini. Bukalah mata hatinya. Aku ingin nenekku kembali ke jalanMu…,” tuturku dalam sujud itu.
***
Keesokkan harinya, Indah berangkat ke kampus dan menjalani aktivitas kuliah dengan hati yang baru. “ Indah! Apa-apaan kamu?! Kenapa kamu pakai baju seperti itu lagi? Copot kerudungnya! Kamu ini artis terkenal. Semua orang memuji kecantikanmu. Kalau kamu tutup pakai kerudung, orang tidak akan melirik kecantikanmu. Nanti tidak akan ada produser yang memakai kamu!,” bentak nenek Indah tanpa ada rasa berdosa.
“ Maaf, Nek…. Indah gak mau lagi jadi artis. Indah gak mau pamer-pamer aurat di depan banyak orang. Nek, aurat wanita muslimah itu harus ditutup agar tidak terlihat oleh orang yang bukan muhrim,” ujar Indah kepada nenek dengan sabar.
“ Ah! Sok tahu kamu! Banyak omong! Kalau kamu gak jadi artis lagi, darimana kamu bisa dapat uang?! Kamu mau kerja apa?”, ujar nenekku kesal.
“ Nek, Indah yakin bahwa Allah pasti akan memberi Indah rezeki. Bahkan, mungkin rezeki yang Indah dapat setelah ini akan lebih diridhoi. Nek, percayalah pada Indah,”
Nenek Indah terlihat kesal dan kecewa sekali dengan cucu kesayangannya itu. Namun, kali ini Indah tidak bisa memenuhi permintaan neneknya. Indah hanya berdiri terdiam saat neneknya meninggalkan dirinya.
***
Sekitar dua tahun yang lalu, Indah memutuskan untuk berhijab karena dia sadar bahwa seorang wanita wajib menutup aurat. Namun, baru enam bulan Indah berjilbab tiba-tiba neneknya mengirim foto Indah yang tidak memakai jilbab tanpa sepengetahuan Indah kepada sebuah agen pencari bintang iklan shampo. Kebetulan Indah memang dianugerahi rambut oleh Allah yang sangat indah. Tak disangka ternyata agen itu menerima Indah sebagai bintang iklan shampo dan meminta Indah menandatangani kontrak selama satu tahun.
Waktu itu nenek memaksa Indah meyetujui tawaran itu karena memang keadaan ekonomi keluarga sangat sulit. Nenek terjerat hutang kepada temannya sebesar satu juta untuk membeli mesin cuci. Indah juga harus membayar biaya kuliahnya yang mencapai hampir dua juta. Akan tetapi, di sisi lain Indah takut karena ia akan melepas jilbab dan mempertontonkan sebagian auratnya di hadapan banyak orang. Indah takut dengan azab Allah. Namun, nenek Indah tidak peduli dengan itu semua. Iman Indah mulai goyah dengan godaan itu. Karena desakan neneknya yang begitu kuat, iman Indah pun luluh oleh desakan neneknya. Akhirnya, Indah menyetujui tawaran iklan shampo itu. Indah menandatangani kontrak selama satu tahun senilai Rp500.000.000,00. Sungguh angka yang fantastis.
Tak hanya berlimpah harta, Indah juga mendadak menjadi bintang iklan yang terkenal. Rambut indahnya sering dipuji banyak orang, terutama oleh kaum Adam. Banyak lelaki yang menyukai dirinya. Sukses Indah ternyata membawa banyak keberuntungan bagi dia dan keluarganya. Tawaran iklan dan sinetron datang membanjiri dirinya. Indah tak hanya menjadi bintang iklan terkenal, tetapi juga menjadi artis terkenal. Indah menjadi artis yang memilki ciri khas berambut panjang dan indah. Baru sebentar Indah muncul meramaikan dunia hiburan, karirnya sudah melonjak dan sangat sukses. Indah bisa membiayai kuliahnya sendiri tanpa ada kesulitan.
Akan tetapi, semua itu hanya sesaat dan akhirnya berujung petaka bagi Indah. Indah belum sempat merasakan indahnya kasih sayang Allah sepenuhnya. Setelah mimpi buruk itu menyapa tidurnya, Indah bertekad untuk bertobat dan kembali berhijab. Neneknya marah besar dengan keputusan Indah yang dianggapnya sangat konyol. Namun, Indah tidak peduli dengan amarah neneknya itu. Indah hanya ingin kembali ke jalan yang benar. Baru sekitar dua bulan Indah mencoba merapatkan imannya kepada Yang Maha Penyayang, arwahnya sudah diminta kembali oleh Penguasa Alam. Saat akan berangkat pengajian di kampusnya, di tengah jalan Indah mengalami kecelakaan. Motor yang dinaikinya diserempet sebuah mobil sedan di pertigaan jalan. Indah jatuh tersungkur ke dalam selokan. Orang-orang yang melihat kecelakaan itu segera mengerumuni Indah dan menolongnya. Lantas Indah segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Belum sempat mendapat penanganan dari dokter, Indah sudah menghembuskan napas terakhirnya. Ia sudah tidak bernyawa.
Kepergian Indah menyisakan luka yang sangat dalam bagi orang-orang terdekatnya, khususnya nenek Indah. Nenek Indah menjadi merasa sangat berdosa.
“ Indah, maafkan nenek ya, Nak…. Nenek yang telah membuatmu seperti ini,” ucap nenek Indah diiringi isak tangis sambil memeluk batu nisan.
“ Sudahlah, Nek. Indah pasti memaafkan nenek. Kalau nenek terus begini, arwah Indah tidak akan tenang di alam sana. Nek, biarlah Indah menemukan kebahagiaan abadi di surgaNya. Di sana mungkin Indah juga lebih bahagia karena ia bertemu ayah ibunya yang sudah pergi sebelumnya. Ayo, Nek…. Sekarang kita pulang. Hari sudah mulai gelap,” ujar Meta, teman Indah, seraya merangkul nenek Indah dan mengajaknya pulang.
Akhirnya, Meta dan nenek Indah meninggalkan pemakaman dengan perasaan sedih mendalam. Gelap pun menyelimuti area pemakaman sesaat setelah nenek dan Meta meninggalkan pemakaman. Indah…. Sebuah mahkota terindah dari Sang Khalik yang akan tetap berkilau indah selamanya.
Jumat, 19 November 2010
Mahkota Indah
Posted by Dini Ariani on 22.06
0 komentar:
Posting Komentar