Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
Tidak ada kebaikan bagi shadaqah kecuali niat yang ikhlas.
Tidak ada kebaikan bagi kehidupan kecuali kesihatan dan keamanan

Kamis, 23 Desember 2010

RISALAH DO’A

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum wr.wb

Segala puji hanya milik Allah azza wa jalla ,dengan limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya lah, artikel ini dapat dipublikasikan dalam blog ini, ..yang insya Allah bermanfaat bagi kita semua,..dan tak lupa sholawat dan salam selalu tercurah kepada uswathun hasanah kita Nabi Muhammad saw, beserta keluarga ,sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah dijalan Allah swt sampai akhir zaman amin.

Alhamdulillah,…pada kesempatan kali ini penulis ingin berbagi resensi buku, tidak bermaksud menggurui ,akan tetapi hanya ingin berbagi ilmu,sharing terutama saling nasehat-menasehati dalam kebaikan dan taqwa insya Allah, dimana hasil resensi buku kali ini mengupas tentang sekilas Risalah Do’a…yang saya resensi dari buku yang dikarang oleh Ust.Labib Mz & Ust.Moh.Ridho’ie semoga Allah meridhoi mereka amin..,baiklah sobat !,berdo’a merupakan bagian dari hidup kita, tidak bisa dipungkiri siapapun ia akan berdo’a secara tidak langsung ataupun langsung ketika mendapat kesulitan atau ada keinginan…namun seringkali kita bingung ketika do’a kita belum dikabulkan,.dan lain sebagainya ,…oleh karena itu ,pada resensi kali ini kita akan menjelaskan tentang Risalah Do’a terdiri dari poin penting antara lain ;mengapa manusia harus berdo’a ?,Rahasia terkabulnya do’a, sebab-sebab do’a tidak diterima Allah swt, dan waktu-waktu mustajab untuk berdo’a….menarik bukan.!!…insya Allah kita bahas satu persatu poin diatas semoga bermanfaat!!,

ok,…langsung aja yaa

1.Mengapa Manusia Harus Berdo’a ?

Pada diri manusia itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan ia harus berdo’a, diantaranya yaitu :
Pertama, karena panggilan jiwanya ,dalam hal ini dapat dibuktikan ketika Nabi Adam as dan istrinya Hawa terkena bujuk rayu iblis untuk memakan buah larangan Allah yaitu buah khuldi, dan kepada mereka Allah swt berfirman yang artinya :

“”Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
(QS.Al A’raaf :22)

seperti mendapat peringatan dari Allah seperti itu keduanya langsung bertaubat dan memohon ampun kepada Allah swt dengan do’a sebagai berikut :

“Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”. (QS.Al A’raaf :23)

Berdasarkan firman Allah diatas ,maka jelaslah bahwa ketika Nabi Adam as, beserta istrinya Hawa melakukan kesalahaan, seketika itu juga keduanya memanjatkan do’a kepada Allah untuk memohon ampunan dosanya dan diberikan rahmat kepadanya. Dan berdasarkan itu pula maka jelaslah bahwa berdo’a itu adalah merupakan panggilan jiwa manusia itu sendiri.

Kedua, karena kesulitan atau menghadapi marabahaya yang dahsyat, dengan begitu maka pastilah manusia iu akan berdo’a kepada Allah swt agar dihindarkan dari segala kesulitan dan marabahaya tersebut. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya:

“Dan apabila manusia ditimpa oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertobat kepada-Nya..”.(QS. Ar-Ruum :33)

Firman Allah di atas dengan tegas menyatakan ,bahwa apabila kesulitan dan marabahaya telah menimpa umat manusia ,ia akan berdo’a memohon pertolongan kepada Allah swt dengan segala macam cara yang dapat dilakukannya.

Ketiga, karena Allah swt memerintahkan kepada umat manusia untuk berdoa kepada-Nya , sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam firman-Nya yang artinya sebagai berikut :

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (QS.l-Mu’min :60)

Ayat diatas dengan tegas menyatakan bahwa Allah swt telah memerintahkan kepada umat manusia agar berdo’a kepada-Nya. Dan hal ini adalah merupakan peraturan Allah ,yang harus dipatuhi oleh seluruh umat manusia.

Keempat, karena manusia itu sendiri diciptakan oleh Allah swt dalam keadaan lemah. Sebagaimana yang telah dinyatakan di dalam firman-Nya sebagai berikut :

“Dan manusia diciptakan bersifat lemah”.(QS.An-Nissa’ :28.’)

Berdasarkan firman Allah swt diatas maka jelaslah ,bahwa manusia itu adalah makhluk yang lemah .Karenanya ,maka ia sangat membutuhkan bantuan dan pertolongan dari Allah swt apabila ia kedatangan musibah atau bencana yang sangat dahsyat.Seperti kedatangan banjir bah, kedatangan angin puyuh,dan lain sebagainya .Dari segala kejadian diatas ,manusia tidak sanggup untuk menghadapinya dan tidak ada satu pun kekuatan yang dapat menolongnya atau mengeluarkan dari semuanya itu selain daripada Allah azza wa jalla, Dzat yang telah menciptakan dan mengatur semua itu menurut kehendak-Nya.Dalam hal ini Allah swt berfirman :

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring duduk atau berdiri”. (QS.Yunus :12)

2.Rahasia Terkabulnya Do’a

Setelah kita mengetahui dan memahami faktor-faktor yang menyebabkan manusia itu harus berdo’a kepada Allah swt, untuk selanjutnya marilah kita ungkap rahasia terkabulnya do’a. Dimana setiap umat manusia yang berdo’a pasti mengharapkan agar do’anya itu dikabulkan oleh Allah swt sehingga apa yang di inginkannya itu cepat tercapai.

Sementara itu, ada do’a yang dilakukan secara bersama-sama, seperti ketika selesai mengerjakan shalat berjamaah, setiap selesai acara atau walimah, dan ada pula yang dilakukan secara sendiri-sendiri, seperti do’a dalam shalat tahajjud,do’a dalam shalat hajat dan lain-lain.

Ibarat membuka pintu ,maka kita harus mencari kunci yang benar. Jangan asal kunci dimasukkan, karena bisa-bisa tidak cocok ,sehingga keinginan untuk membuka pintu dengan mudah itu sulit tercapai. Pintu bisa dibuka dengan mudah ,asal dengan kunci yang sesuai .Dan sekarang ,kita tinggal mencari kunci yang sesuai tersebut.

lalu apa Kuncinya ?


Nah!, untuk mendapat kunci yang sesuai, marilah kita renungi arti dan makna yang terkandung dalam firman Allah swt sebagai kunci terkabulnya setiap do’a sebagai berikut ;

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS.Al-Baqarah : 186)

Jika kita merenungi dan memahami makna yang terkandung dalam firman Allah swt tersebut diatas, maka kita akan menemukan 5 Untaian Kunci Rahasia Terkabulnya Do’a yang tersusun sebagai berikut :
a. “Aku (Allah ) adalah dekat”. –(maksudnya: Allah sangat dekat -pen)-,ini berarti kita harus berlaku Ihsan
b.”Aku (Allah) kabulkan permohonan orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku”., ini berati kita harus Khusyu’
c.”Hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku”., ini berarti kita harus Taqwa
d.”Hendaklah mereka beriman kepada-Ku”., ini berarti kita harus Yaqin
e.”Agar mereka berada dalam jalan yang lurus”., ini berarti kita harus Berjihad (berjuang dengan sungguh-sungguh).

Penjelasan 5 Kunci Rahasia Terkabulnya Do’a
a. Ihsan

Rasulullah saw bersabda ;

.”…. Lalu orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang ihsan.” (Beliau) menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau…”.(HR. Muslim).

Makna Ihsan
Sebuah amal dikatakan hasan cukup jika diniati ikhlas karena Allah, adapun selebihnya adalah kesempurnaan ihsan. Kesempurnaan ihsan meliputi 2 keadaan:

1. Maqom Muraqobah yaitu senantiasa merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah dalam setiap aktifitasnya, kedudukan yang lebih tinggi lagi.
2. Maqom Musyahadah yaitu senantiasa memperhatikan sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan sifat-sifat tersebut.

kesimpulannya, Orang yang Ihsan adalah orang yang berhati baik, baik dalam perkataan dan perbuatan .Segala sesuatunya selalu disertai dengan niat yang baik pula. Jadi, orang yang ihsan bila berdo’a kepada Allah swt, ia merasa dirinya dekat kepada Allah swt, menyampaikan permohonannya secara langsung dengan kata-kata yang tersusun baik.Dalam pada itu ia tidak mempunyai pemikiran lain melainkan Allah swt semata yang terlihat di dalam hati sanubarinya dan do’a orang yang ihsan benar-benar ditujukan kepada Allah swt ,Allah swt selalu mengabulkan setiap do’a hamba yang memohon kepada-Nya.

b.Khusyu’
Khuyu’ adalah memusatkan pikiran secara maksimal kepada Allah swt. Disamping pikiran terpusat dan tetap kehadirat Ilahi Robbi semata-mata, kita juga harus mendengarkan perkataan lisan dan suara hati kita dengan seksama serta memperhatikan pula kepada maksud dan tujuannya.
Karena, jika kita sendiri tidak mau memperhatikan dan mendengarkan apa yang kita ucapkan sebagai permohonan yang telah kita panjatkan, maka bagaimana mungkin Allah swt mau mendengarkan apalagi mengabulkan do’a kita itu ?.Do’a seperti itu seolah-olah main-main saja.Karena itu, suatu do’a yang dipanjatkan dengan cara yang tidak bersungguh -sungguh tidak akan dikabulkan oleh Allah swt.Dan Allah swt tidak akan pernah mengabulkan do’a orang yang sikapnya hanya main-main saja.

“Berdo’alah kepada Allah dengan keyakinan bahwa do’a kalian itu akan dikabulkan oleh-Nya.Dan ketahuilah bahwasanya Allah tidak mengabulkan do’a yang timbul dari hati yang hampa (tidak bersungguh-sungguh).( HR.Turmudzi,Hakim,dan Ibnu Majah)

c.Taqwa
Orang yang bisa berada disisi Allah adalah orang yang taqwa ,karena orang yang bertaqwa itu selalu tunduk dan patuh terhadap kehendak Allah swt.Baik kehendaknya itu berupa taqdir maupun berupa perintah atau larangan. Sebgaimana yang telah dinyatakan dalam firman-Nya:

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya..” (QS.Ath-Thalaq :2-3)

Berdasarkan firman Allah diatas maka jelaslah, bahwa Allah akan mengabulkan setiap do’a orang yang memenuhi segala perintah-Nya, yaitu segala apa yang telah dikehendaki oleh Allah swt yaitu menjalani hidup dengan taqwa.

d.Yaqin
Firman Allah yang dimaksud dengan ” Hendaklah mereka beriman kepada-Ku” adalah menghendaki supaya kita yaqin dan menghilangkan keragu-raguan dari lubuk hati yang paling dalam untuk tidak mengenal putus asa.Berdo’alah setiap selesai sholat baik fardhu maupun sunnah.Lakukanlah dengan penuh semangat, tidak mengenal lelah dan bosan.Jangan berhenti ditengah jalan, melainkan berdo’alah terus dengan harapan bahwa do’a itu akan terkabulkan.
Berhenti ditengah jalan adalah merupakan putus asa dan perbuatan yang sia-sia.Sedangkan putus asa itu sendiri telah mengandung pengertian memutuskan hubungan dengan Dzat yang Mengabulkan segala do’a.Sebab itu, yakinlah dan berpegang teguhlah dengan kebulatan tauhid.Jangan memutuskan hubungan dengan Allah azza wa jalla.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Berdo’alah kepada Allah dengan keyakinan bahwa do’a kalian itu akan dikabulkan oleh-Nya.Dan ketahuilah bahwasanya Allah tidak mengabulkan do’a yang timbul dari hati yang hampa (tidak bersungguh-sungguh).( HR.Turmudzi,Hakim,dan Ibnu Majah)

e. Berjihad
Yang dimaksud dengan jihad disini adalah kerja keras memeras keringat dan membanting tulang untuk mendapatkan sesuatu atau diarahkan kepada bekerja keras untuk beramal shalih atau beramar ma’ruf nahi mungkar.

” Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.(QS.Ar-Ra’d :11)

Berdo’a saja tanpa dibarengi dengan usaha dan ikhtiar adalah salah besar dan bekerja saja tanpa dibarengi dengan do’a adalah keliru.karena banyak kemungkinan apa yang didapatkan itu keluar dari jalan yang tidak diridhoi oleh Allah swt.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheap Web Hosting | new york lasik surgery | cpa website design