Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
Tidak ada kebaikan bagi shadaqah kecuali niat yang ikhlas.
Tidak ada kebaikan bagi kehidupan kecuali kesihatan dan keamanan

Kamis, 20 Januari 2011

Doa seorang Ibu yang Mustajab

Seorang syekh dan ibunya yang malang


Dari cerita sebelumnya yaitu teman nabi Musa dan istana di dasar laut, cerita tersebut menceritakan
doa seorang ibu terhadap anaknya yang dikabulkan oleh Allah, Pada cerita ini saya akan menceritakan
doa seorang ibu juga namun, doa yang dipanjatkan oleh seorang ibu adalah doa keburukan bagi anaknya,
berbeda dengan cerita sebelumnya doa yang dipanjatkan adalah untuk kebaikan.
berikut Cerita Penuh Hikmah kali ini selamat menikmati ...

Sore itu, seorang Syekh berkemas-kemas, mempersiapkan bawaannya untuk keperluaan beribadah
beberapa hari di Makkah. Lalu ia mohon pamit dan mohon doa restu ibunya. Sayang, ibunya kurang berkenan dengan
rencananya. Meski tidak direstui, ia tetap nekat berangkat.
Sang ibu membuntuti perjalanannya di belakang, dengan perasaan kesal, dia lantas berdoa kepada Allah.
"Ya Allah, anakku telah menyedihkan hatiku dengan perpisahan ini. untuk itu ya Allah, berikanlah derita kepada anakku."
dia berdoa dengan penuh kerendahan hati, duduk bersimpuh di jalanan setelah mengejar anaknya, namun tidak dapat mendapatkannya.
Syeikh itu pun terus berjalan meninggalkan ibunya. Sampailah di sebuah kota dan waktu pun sudah malam. Lalu ia masuk ke sebuah masjid untuk shalat magrib dan diteruskan Isya. Jalan-jalan sudah gelap dan malam pun semakin kelam.Ia berniat untuk menginap di Mesjid itu.
Bertepatan waktu itu, tiba-tiba masyarakat kota dibangunkan dengan suara orang-orang yang mengejar pencuri . Pencuri itu lari melewati pintu masjid dan menghilang entah kemana. Orang yang masuk kedalam masjid dan melihat didalamnya ada orang yang tak dikenal,lalu berteriak, "Hai, hai ... pencurinya ada didalam mesjid."
Seketika masjid itu digrebek oleh orang-orang yang marah. mereka pun menangkap syekh yang sedang berdzikir itu. ia tidak berdaya menghadapi massa yang beringas, kecuali diam dan menyerah. Dia digelandang keluar masjid dan diarak ke balai kota. Setelah disidang dengan tuduhan mencuri, ia dijatuhi hukuman potong tangan, kaki serta dikeluarkan matanya oleh walikota setempat.
Syekh 'alim yang malang itu menjalani hukuman sesuai keputusan sidang pengadilan. Diaraklah ramai-ramai keliling kota, dengan dikalungi poster 'MALING MALANG'.
mereka berteriak, "Inilah ganjaran bagi seorang pencuri."
"Jangan katakan itu, kepergianku hanya untuk berthawaf di makkah. sedang ibuku tidak merestui keberangkatanku." sahut syekh.
Setelah diketahui bahwa, ia seorang syekh yang alim, mereka menangis dan menyesali penganiayannya. Lalu mereka mengantarkan syekh itu pulang kekampungnya. Setelah sampai di depan rumahnya, dia memanggil ibunya, "aku musafir yang lapar, berilah aku makanan, oh ibu."
"Datanglah ke pintu," ujar ibunya

"Tiada kaki bagiku untuk menujumu bu."

"Ulurkan Tanganmu."

"Tiada tangan bagiku untuk menerima pemberianmu."

"jika aku mendekatimu, bisa terjadi perbuatan yang haram," sahut ibunya.

"Tidak mungkin, Bu, sebab aku tidak mempunyai bola mata."Jawab Syekh itu .

Ketika sang ibu mengetahui bahwa itu anaknya, ia menangis. Syekh itu merebahkan kepalanya ditangan ibunya seraya meminta maaf atas tindakannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheap Web Hosting | new york lasik surgery | cpa website design