Alloh Azza Wa Jalla berfirman,
“Surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang saleh dari orangtuanya, isteri-isterinya dan anak cucunya.”
(QS. Ar-Ra’d: 23).
”Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.”
(QS. Az-Zukhruf: 70).
Alloh Azza Wa Jalla berfirman, (dalam hadits qudsi), “Kecintaanku
terwujud kepada dua orang yang saling mencintai karenaku.” (HR. Ahmad,
Ath-Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin Shamit dan dishahihkan al-Albani
dalam kitab Shahih al-Jami’). Alloh juga berfirman (dalam hadits
qudsi),
“Di mana orang-orang yang saling mencintai karena
kemuliaan-Ku. Hari ini (di Padang Mahsyar) Aku memberikan naungan-Ku
kepada mereka, pada hari ketika tidak ada naungan selain naungan-Ku.”
(HR. Muslim).
Jika tingkat keimanan antara suami dan istri
tidak sama maka mereka tidak dapat bersanding karena berada di level
surga yang berbeda.
Ibnu Katsir dalam tafsir surat Al Haaqqah menyebutkan hadits shahih dari Ibnu
Abi Hatim bahwa penduduk surga tingkat yang atas dapat mengunjungi
penduduk surga di tingkat bawahnya namun penduduk surga tingkat yang
bawah tidak dapat mengunjungi penduduk surga di tingkat atasnya.
Maka cinta sejati diperoleh dengan kerjasama dalam urusan dunia dan akhirat, sehingga berada dalam keimanan yang sama.
Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:
“Semoga Alloh memberikan rahmat kepada seseorang yang bangun malam
kemudian sholat dan membangunkan istrinya lalu ia pun sholat, jika istri
enggan ia percikkan air dimukanya. Dan semoga Alloh swt memberikan
rahmat kepada istri yang bangun malam kemudian sholat dan membangunkan
suaminya lalu ia pun sholat, jika suami enggan ia percikkan air
dimukanya” (HR. Ahmad - Abu Dawud).
Para istri generasi salaf biasa berkata pada suaminya:
“Takutlah pada Alloh, janganlah engkau mencari rizki yang haram karena
kami mampu menahan lapar, tetapi kami tak akan mampu menahan siksa
neraka.” (Pengantin Islam. Abdullah Nashih Ulwan. Al Ishlahy Press.
1993: Jakarta).
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.
Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena
mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Alloh menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.” (An Nisaa’: 19).
Ujian eksternal dapat diatasi jika internal rumah tangganya solid.
Sedangkan ujian internal yang dominan ialah adanya sifat-sifat pasangan
yang tidak disukai. Jika sifat itu merupakan hal buruk maka harus
diubah secara hikmah, dan baik suami maupun istri harus mau mengubah
kebiasaan buruknya. Namun ada juga sifat yang merupakan keunikan
karakter, dan ayat di atas menjadikan kesabaran sebagai solusi.
Dari Aisyah: “Tidak pernah keluarga Muhammad saw makan sampai kenyang
dengan roti gandum untuk tiga malam berturut-turut sejak kedatangan
mereka
di Madinah hingga wafatnya” (HR Muslim).
Nabi
Muhammad Sallallahu 'alaihi Wasallam dan keluarganya hidup sangat
sederhana, namun mereka menjadi qudwah bahwa orang-orang miskin pun bisa
bahagia. Karena kebahagiaan berada di ketenangan hati (QS. Al Fajr: 27 –
30).
“… Jika mereka miskin Alloh akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
Dan Alloh Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).
Kendala ekonomi bukanlah penghambat menikah. Ketika kedua pasangan
sepakat bahwa tujuan utama mereka adalah mendekatkan diri pada Alloh,
maka masalah ekonomi, ego keluarga, dan ejekan orang lain akan dapat
ditepis. Sehingga mendapatkan istri shalihah merupakan faktor utama
keberlangsungan pernikahan.
“Perempuan itu lazimnya dinikahi karena empat hal: karena hartanya,
karena (kemuliaan) keturunannya, karena kecantikannya, dan karena
agamanya, maka pilihlah perempuan yang memiliki agama, (jika tidak) maka
binasalah engkau” (HR. Bukhari dan Muslim).
“… wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka) …”
(QS. An Nisaa’: 34).
“Tidak ada manfaat yang lebih baik bagi seorang Mukmin setelah takwa
kepada Alloh selain dari pada isteri yang salehah. Jika memerintah
padanya, ia mematuhinya. Jika memandang padanya, ia menggembirakannya.
Jika suaminya tidak ada di sisinya, ia menjaga harta dan dirinya.” (HR.
Ibnu Majah).
Calon istri ideal tidak harus cantik atau kaya.
Calon istri idaman ialah yang berkarakter kokoh, sholihah sebagaimana
disampaikan dalam ayat dan hadits
di atas. Dia tidak menjadikan
harta sebagai ukuran, dia siap untuk berjuang bersama, dan dialah yang
akan menjadi bidadari tercantik di surga.
Karena sesungguhnya
dunia itu sementara dan sangat singkat. “Pada hari mereka melihat hari
berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia)
melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” (QS. An
Naazi´aat: 46).
Sedangkan akhirat adalah abadi, yang satu
harinya adalah 1000 tahun waktu dunia. “Sesungguhnya sehari di sisi
Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al
Hajj: 47).
(¯`v´¯)♥ Karena aku Makin Mencintai-Mu ♥
`·.¸.·``(´'`v´'`)♥(¯`v´¯)♥
..♥♥...♥.`•.¸.•´♥. `·.¸.·`.♥`·.¸.·`♥" Sang Pencari Cinta Sejati-Nya"♥
(¯`v´¯)♥:(¯`v´¯)♥:(¯`v´¯)♥
`·.¸.·`¸.´`·.¸.·`¸.´`·.¸.·
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥::♥::♥
(´'`v´'`)
`•.¸.•´ Semoga tulisan singkat ini dapat memberikan manfaat...
.¸.•´¸.•*¨)
(¸.•´ (¸.•´ ♥ SALAM UHIBBUKUM FILLAH ♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥
♫•*¨*•.¸ﷲ¸.•*¨*•♫♥:♫*ღ☆ღ* •*¨*• *ღ☆ღ*♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ•♫
♥••*¨*•♫♥♥♥•* Thufail Na'im Ar'Syahid *•♥♥♥♫•*¨*•♥
♥•••*¨*•♫♥♥♥•* Khaura Al-Intifadhah *•♥♥♥♫•*¨*•••♥
Silahkan Kunjungi Juga Blog " BDMCS " Bidadari Dunia Mencari Cinta Sejati-Nya "
http://abu-azvhirandha.blo
Rabu, 28 September 2011
Cinta Sejati " Suami-Isteri Dunia dan Akhirat "
Posted by Dini Ariani on 23.38
0 komentar:
Posting Komentar