PENGENALAN TERHADAP SURAH
Surah ini turun di Mekkah. Namanya antara lain adalah surah an-Naba’ , yang secara harafiah berarti berita penting atau berita besar. Yang dimaksud adalah berita tentang hari kiamat. Ada juga yang menamainya : Surah ‘Amma atau Surah at-Tasa’ul. Nama-nama tersebut diangkat dari ayat pertama atau kedua surah ini.
Tema utama surah ini adalah uraian tentang hari kiamat dan bukti-bukti kuasa Allah untuk mewujudkannya. Bukti-bukti utama yang dipaparkan disini adalah penciptaan alam raya yang demikian hebat serta system pengaturannya begitu serasi dan kesemuanya menunjukkan adanya pembalasan pada hari tertentu yang ditetapkan-Nya.
Tujuan utamanya adalah mengantarkan manusia menyadari keniscayaan hari kiamat, serta ganjaran dan balasan bagi yang patuh dan membangkang. Itu melalui uraian ayat-ayatnya yang memaparkan aneka argumentasi yang menyakinkan, sebagaimana terbaca dalam kandungan ayat-ayatnya.
INTISARI KANDUNGAN AYAT
AYAT 1 – 17
Surah ini dimulai dengan pertanyaan yang bertujuan menggugah perhatian pembaca dan pendengarnya tentang uraian surah ini serta untuk memberi kesan kehebatannya dan kedasyatannya apa yang dibicarakannya. Ayat 1 dan 2 menyatakan : “Tentang apakah yang mereka – yakni kaum musyrik atau masyarakat Mekkah secara umum – saling musyrik atau masyarakat Mekkah secara umum – saling pertanyakan [1] Tentang berita penting yang agung, yang mereka berselisih pendapat menyangkut terjadinya [2] Ada percaya, ada yang ragu, dan ada juga yang menolaknya [3]. Selanjutnya ayat 4 menghardik yang ragu menolaknya [3]. Selanjutnya ayat 4 menghardik yang ragu atau menafikan dugaan dengan mengaskan bahwa semua pihak akan mengetahui dengan pasti. Makna serupa diulangi lagi oleh ayat ke – 5
Selanjutnya, ayat 6 sampai dengan ayat 16 mengemukakan sembilan aneka ciptaan Allah yang terhampar di bumi, yang terbentang dilangit, dan yang terdapat dalam diri manusia, yang kesemuanya demikian hebat dan mengaggumkan sekaligus menunjukkan kuasa Allah atas segala sesuatu. Itu bermula dengan menyebut bumi yang diciptakan-Nya nyaman bagaikan ayunan (untuk menjadi hunian manusia) [6], gunung-gunung yang ditancapkan-Nya (agar bumi tak oleng) [7], dilanjutkan dengan penciptaan manusia berpasang-pasangan (agar potensi cinta yang terdapat dalam dirinya dapat tersalurkan dan generasi dapat berlanjut [8]. Lalu tidur yang memutuskan aktivitas (agar manusia
AYAT 18 – 25
Ayat 18 menguraikan sekelumit tentang hari kiamat yang ditentukan itu. Yakni ketika itu akan ditiup sangkakala sehingga manusia yang telah mati akan bangkit hidup, lalu berbondond-bondong dating ke padang mahsyar. Langit ketika itu dibuka sehingga ditemukan banyak pintu-pintu [19]. Adapun gunung-gunung maka ia dihancurkan sehingga menjadi bagaikan fatamorgana [20], sedang neraka menjadi tempat pengintaian para penjaga atau jalan yang harus dilalui semua manusia [21]. Jahanam menjadi tempat kembali , yakni hunian para para pendurhaka [22], mereka terus-menerus tinggal di dalamnya berabad-abad tahun lamanya tanpa batas waktu [23].
Selanjutnya, ayat 24 sampai dengan ayat 26 menguraikan siksa yang menanti para pendurhaka itu, yakni di sana sesaat pun mereka tidak merasakan kesejukan lingkungan serta udara yang nyaman dan menyegarkan, atau tidak melepas dahaga, apalagi yang lezat, tetapi yang mereka dapatkan adalah air mendidih yang membakar kerongkongan dan perut, dan nanah yang mengalir dari luka penghuni neraka. Siksaan ini sebagai balasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka.
AYAT 26 – 30
Ayat 26 menjelaskan siksa yang menimpa para pendurhaka bahwa itu adalah balasan yang setimpal, yakni buah kedurhakaan mereka, yang antara lain menurut ayat 27 adalah karena mereka tidak memercayai Hari Kemudia dimana Allah melakukan perhitungan, yakni menuntut pertanggung jawaban mereka, juga lanjut ke ayat 28, secara terus menerus mengingkari ayat-ayat Allah dengan pengingkaran yang sebesar-besarnya.
Jangan duga balasan yang mereka terima itu tidak memunyai dasar atau bukti-bukti. Tidak! Ayat 29 menyatakan bahwa segala sesuatu-yakni yang berkaitan dengan amal-amal yang dimintai pertanggungjawaban itu- telah Allah catat melalui para malakat-Nya dengan pencatatan yang sangat teliti dan rinci, dan itu terhimpun dalam suatu keliru, berlebih, atau berkurang.
Ayat 30 menyampaikan ucapan penjaga neraka ketika siksa menimpa mereka, yaitu “Rasakanlah wahai para pendurhaka siksa itu. Jangan harap siksa itu akan berkurang dengan berlakunya waktu. Tidak! Kami sekali-kali tidak akan menambah untuk kamu selain siksa yang sedang / telah kamu alami akan disusul oleh siksa lainnya yang lebih pedih.”
AYAT 31 – 36
Setelah ayat-ayat yang lalu menguraikan siksa bagi para pendurhaka, ayat 31 – 36 menguraikan ganjaran orang-orang bertakwa, yakni “Bagi mereka kemenangan yang besar atau masa dan tempat kebahagian di surge (yaitu) kemenangan dengan memperoleh keselamatan dan keterbatasan dari bencana serta perolehan kebajikan yang dilengkpai dengan kebun-kebun dan buah-buah anggur, serta gadis-gadis remaja yang baru tumbuh payudaranya, lagi sebaya dengan sesama dan/atau sebaya juga dengan pasangannya. Yang menjadi penghuni surga itu tersedia juga gelas-gelas yang isinya penuh minuman yang sangat lezat. Di surga sana, mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (juga) ucapan dusta. Yang demikian itu adalah ganjaran yang bersumber dari Tuhan-Mu, wahai nabi Muhammad, yang merupakan pemberian yang banyak dan memuaskan.”
AYAT 37 – 40
Setelah ayat yang lalu menjelaskan aneka ganjaran yang siapkan Allah, ayat 37 dan seterusnya aneka ganjaran itu adalah Tuhan Pemelihara dan Pengendali langit dan bumi, serta apa yang terdapat antara keduanya, semua mahluk yang berada di alam raya ini tidak memiliki, yakni malaikat Jibril dan para malaikat semuanya, berdiri bershaf-shaf, menghadap-Nya. Mereka tidak berkata-kata, lebih-lebih keberatan atau memohon ampunan atau syafaat kepada yang durhaka, kecuali siapa yang telah diberi izin khusus untuk berbicara ole ar-Rahman, Tuhan Yang Maha Pemurah itu; dan yang diberi izin itu mengucapkan kata yang benar.
Ayat 39 menyatakan bahwa : itulah hari yang pasti terjadi dan jika demikian maka siapa yang menghendaki, untuk menelusuri jalan kesalamatan-sebelum Jahanam menjadi tempat tinggalnya- maka hendaklah dia sekarang ini juga besungguh-sungguh menempuh menuju Tuhan-Nya jalan kembali dengan beriman, bertaubat, dan beramal saleh.”
Akhirnya, surah ini ditutup oleh ayat 40 dengan firman-Nya : Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu – hal semua manusia, khususnya yang kafir-tentang siksa yang dekat. Itu akan terjadi pada hari setiap orang melihat pa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, yakni amal-amal kebaikan dan keburukannya selama hidup di dunia atau melihat balasan dan ganjarannya. Orang Mukmin ketika itu akan berkata: “Alangkah baiknya jika aku dibangkitkan sebelum ini.” Dan orang kafir akan berkata “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah sehingga tidak dibangkitkan dari kubur atau sama sekali tidak pernah wujud.
Buku : AL – LUBAB
0 komentar:
Posting Komentar