Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
Tidak ada kebaikan bagi shadaqah kecuali niat yang ikhlas.
Tidak ada kebaikan bagi kehidupan kecuali kesihatan dan keamanan

Jumat, 19 November 2010

aQ kw Lupakan

Minggu pagi yang cerah, Matahari sudah naik dua jengkal, sinarnya lembut menghangatkan. Aku duduk di sebuah sofa empuk, sambil menikmati hari liburku dengan secangkir kopi buatanku sendiri, ditemani beberapa potong pisang goreng yang baru saja ku beli dari seorang penjaja kue keliling yang baru saja lewat. Pagi yang dipenuhi dengan kenikmatan, seraya menikmati berita di televisi dengan koran ditangan. Sesekali kubetulkan kacamataku, kubaca berita yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan orang. Kuhirup teguk demi teguk kopi buatanku, “sedap” pikirku.
Tidak terasa sudah dua puluh tahun aku tinggal di kota ini, kota Batu licin salah satu kota di kalimantan selatan ibu kota kabupaten kota baru, Aku bekerja sebagai manager di salah satu perusahaan tambang batu bara di kota ini. Dengan penghasilan 10 juta per bulan, membuatku bisa hidup layak. Tinggal di rumah yang megah, dengan peralatan rumah tangga yang lebih dari lumayan, ruangan full AC, di dapur ada kulkas, untuk hiburan ada TV 21 inch, DVD, dan kalau bosan dengan berita di telivisi aku bisa browsing di rumah, atau sekedar main game online, untuk mencuci ada Mesin cuci, di garasi ada mobil yang siap mengantarku kemana aku mau. handponeku berdering menandakan ada pesan masuk, kulihat sekilas, rupanya sebuah nomor baru, kubuka dan ku baca isinya. Aku terhenyak. Ku tarik nafas panjang. sms itu berbunyi:
“Dulu waktu kau kecil, kau baca aku setiap hari”
“Dulu waktu kau susah, kau baca aku di setiap pagi”
“Dulu waktu kau kecil kau bawa aku setiap sore”
“Kau sanjung-sanjung aku”
“Kini setelah kau besar, aku kau tinggalkan”
“Kini setelah kau sukses aku kau lupakan”
“Aku kau biarkan berdebu dalam lemari”
“bahkan kamu lupa, kapan terakhir kamu membacaku”
- dari Al Qur’an -
Entah kenapa ingatanku melayang kemasa ketika aku masih kuliah dulu. Penghasilan orang tuaku sebagai guru honorer hanya mampu menyekolahkanku sampai bangku SMA. sementara untuk kuliah aku harus bekerja, hampir semua pekerjaan pernah ku kerjakan, yang penting halal, mulai dari kuli bangunan, tukang cuci di warung makan sampai menjadi pedangan asongan pernah kukerjakan. Dalam pandanganku, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian. bersakit-sakit dahulu berseng-senang kemudian. Pada saat itu aku tak pernah bosan membaca Al Qur’an, pada saat itu aku tak pernah jauh dari mesjid, shalat berjamah selalu menjadi kebiasaanku. Puasa senin kamis selalu ada setiap bulan. Kehidupanku terasa begitu religius.
Aku teringat ketika aku masih kecil, saat itu dengan terbata-bata aku belajar membaca Al Qur’an sampai akhirnya aku lancar dan fasih melantunkannya. Tiba-tiba saja aku ingat sebuah baju baru hadiah ayah kalau ramadhan itu aku bisa mengkhatamkan Al Qur’an. 2 kali. Aku masih ingat di kala ba’da subuh aku berdo’a :
“Ya Allah Engkau tidak menganugrahi aku kekayaan kerena Engkau tahu, keadaan seperti ini adalah yang terbaik untukku sekarang, Aku tahu aku belum siap untuk menjadi kaya, aku khawatir bibit-bibit kesombongan akan tumbuh subur nantinya dalam diriku. Aku khawatir aku akan semakin jauh dari-Mu, aku khawatir dunia akan memisahkan kita, akan tetapi Ya Allah, beri hamba kesabaran menghadapi semua ujian-Mu ini, permudahlah jalan hidup hamba. amiin. Do’aku dikala itu.
Dan kekhawatiranku tersebut memang terjadi. Setelah aku menjadi kaya, shalat berjamaah di mesjid telah jarang kulakukan. seingatku setelah puasa enam hari dibulan syawal dan sekarang sudah bulan sya’ban aku tak pernah puasa senin kamis lagi, rasanya sudah tiga bulan ini aku sudah tidak pernah menyentuh mushaf lagi. Ya Allah, ampuni hamba. Begitu banyak nikmat-Mu yang kau berikan padaku, istri yang cantik, anak-anak yang menyejukkan mata, harta yang banyak, tapi aku semakin jauh dari-Mu. Ku ambil wudhu kukerjakan dhuha dua rakaat. setelah lama tak bersujud dikala dhuha. selesai shalat ku tadahkan tangan seraya berdo’a :
Ya Allah jangan biarkan dunia membuat hamba terlena, jangan biarkan dunia memisahkan kita, Ya Allah tanamkan dalam sanubari hamba bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik dari pada kehidupan dunia, patrikan di dalam sanubari hamba kehidupan akhirat itu lebih kekal.
Dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan) (QS. Adh Dhuhaa : 4)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheap Web Hosting | new york lasik surgery | cpa website design