KAIRO – Sekira 24 orang menderita luka-luka di sebelah timur Mesir saat terjadi bentrokan antara warga muslim dan Kristen di negara tersebut. Bentrokan ini juga disertai aksi perusakan serta pembakaran yang dilakukan kedua pihak yang bertikai.
Pihak Berwenang Provinsi Marsa Matrouh tempat bentrokan berlangsung, mulai bisa mengatasi keadaan setelah berhasil mengkontrol kobaran api yang disulut oleh para perusuh.
“Pihak keamanan berhasil memadamkan api yang membakar tiga rumah dan dua mobil,” imbuh Gubernur Provinsi Marsa Matrouh Ahmed Hussein, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/3/2010).
Hubungan antara warga Muslim dan Kristen di Mesir biasanya berjalan dengan damai, namun seringkali hubungan tersebut dapat terganggu dan berubah menjadi kerusuhan besar. Umumnya isu seperti hubungan antara agama dan perebutan wilayah bisa menyulut pertengkaran antara warga beda agama tersebut.
Kericuhan antar agama ini sempat pula terjadi pada bulan Januari lalu. Saat itu Tiga orang di dalam mobil memuntahkan tembakan sporadis ke arah umat Kristiani yang melakukan misa tengah malam di Selatan Mesir. Tujuh orang dilaporkan tewas dalam insiden yang terjadi di Kota Nag Hamadi, Provinsi Qena tersebut.
Peristiwa ini diduga berkaitan atas insiden pemerkosaan atas seorang wanita muslim oleh pemuda Kristen di kota tersebut pada November tahun lalu.
Umat Kristen di Mesir memang menjadi kelompok minoritas. Tercatat dari 78 juta warga Mesir hanya 10 persen darinya memeluk agama Kristen, sementara sisanya merupakan pemeluk agama Islam Suni.
0 komentar:
Posting Komentar