Nabi Ibrahim AS adalah salah satu Nabi Alloh SWT yang kedudukannya sangat tinggi dan mulia, nabi Ibrahim juga mempunyai julukan bapaknya para ambiya(nabi).
Ada 5 (lima) Sifat atau keteladanan Nabi Ibrahim AS, yang pantas untuk kita teladani, dimana dalam sholatpun kita memberikan sholawat kepada Nabi Ibrahim AS. Dalam QS 16 : 120-121 “Sungguh Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersukutukan Allah)”.
Sifat-Sifat Yang Utama Tersebut Meliputi :
1]. Pemimpin atau teladan yang baik
Sifat utama dari keteladanan Nabi Ibrahim AS yang pertama adalah Pemimpin atau keteladanan yang baik. Keteladanan yang baik hanya untuk 2 (dua) Nabi saja, yaitu Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW, dalam QS 60 : 4.
“Sungguh, tela ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”, kecuali perkantaan Ibrahim kepada ayahnya, “Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, Namur aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu.” (Ibrahim berkata), “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali”.
Selain Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW, tentu para Nabi selalu baik akan tetapi hanya untuk kelompok atau golongan tertentu saja, Nabi Ayub AS misalnya hanya cocok untuk yang sakit, Nabi Isa AS hanya cocok untuk membujang, Nabi Sulaiman AS hanya cocok untuk orang-orang yang kaya. Sebab Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang sesuai untuk diteladani siapapun.
2]. Selalu patuh kepada Allah
Sifat utama yang lain dari keteladanan Nabi Ibrahim AS yang kedua, adalah Selalu patuh kepada Allah, dalam QS 37 : 100-105.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh. Maka Kami beri kabar kembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang Sangay sabar (Ismail). Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anak-ku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.
Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. “Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Siti Hajar adalah seorang budak yang cantik, setelah menikah dengan Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar hamil diperintahkan untuk pergi ke Mekah tidak di Palestina. Setelah Ismail lahir datang perintah untuk menyembelih Ismail, maka Nabi Ibrahim AS tidak pernah menolak perintah Allah, Nabi Ibrahim AS selalu patuh atas perintah Allah.
3]. Seorang yang hanif, tunduk dan patuh kepada Allah
Sifat utama yang lain dari keteladanan Nabi Ibrahim AS yang ketiga, adalah Seorang yang hanif, tunduk dan patuh kepada Allah, dan prosesnya tidak tiba-tiba terjadi utuk menjadi seorang yang hanif, dalam QS 6 : 74-79.
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”. “Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin”. “Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam”. “Lalu ketika dia melihat bulan terbit di berkata, “Inilah Tuhanku”. Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jira Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”. “Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku”, ini lebih besar”.
Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”. “Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik”.
4]. Tidak termasuk orang-orang yang musyrik
Sifat utama yang lain dari keteladanan Nabi Ibrahim AS yang keempat, adalah Tidak termasuk orang-orang yang musyrik, dalam QS 6 : 74.
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”.
Bapak dari Nabi Ibrahim AS adalah produsen dari berhala, dan Nabi Ibrahim AS tidak mengikuti tuhan Bapaknya, maka Nabi Ibrahim AS tidak termasuk orang-orang yang musyrik seperti dijelaskan dalam QS 60 : 4 diatas. Bahwa aku berlepas diri dari kepercayaan kaum dan dari apa yang kamu sembah, dan diikuti dari kaum Israel, tetapi kaum Israel mempunyai motif yaitu menjadi bangsa pilihan dan tidak mau bermasyarakat, bangsa nomor satu, bangsa Ibrani alias bangsa menyendiri.
5]. Selalu bersyukur atas nikmat Allah
Sifat utama yang lain dari keteladanan Nabi Ibrahim AS yang kelima, adalah Selalu bersyukur atas nikmat Allah.
Koran Kompas tanggal 13 Desember 2009, memberitakan bahwa angka bunuh diri di Jakarta sekitarnya sebagian besar pada usia anak muda, dan penyebabnya kurang bersyukur. Orang yang sudah puas akan kondisi hidupnya berarti orang yang telah bersyukur atau pandai bersyukur. Contoh bersyukur dalam QS 34 : 15-16.
“Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. “Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Asl dan sedikit pohon Sidr”.
Negeri Saba’ atau negeri sam’an atau [sekarang negara yaman], adalah negeri yang subur, akan tetapi penduduk negeri saba’ tidak bersyukur, maka negeri saba’ tinggal kenangan. Maka indikator orang-orang yang pandai adalah pandai bersyukur.
Beberapa contoh nikmat yang harus disyukuri :
[a] Mati harus disyukuri, kehidupan dan kematian QS 2 : 28.
”Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu lalu Dia menghidupkan kamu kembali. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan”.
Kalau ada salah satu jama’ah yang hidupnya sampai 100 tahun, padahal saudara-saudara jama’ah yang lain sudah dipanggil oleh Allah, apakan usia 100 tahun tersebut nikmat, tentu dengan adanya kematian harus disyukuri.
[b] Pendengaran, penglihatan dan hati QS 16 : 78.
”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur”.
Ketika mendengarkan yang baik akan selalu senang dan bersyukur dan sebaliknya, maka Nabi Ibrahim AS, selalu berdo’a, terdapat di dalam QS 14 : 34-40 [do’a Nabi Ibrahim AS].
”Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. ”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo’a, ”Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala”. ”Ya Tuhan, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barangsiapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang”. ”Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”. ”Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan; dan tidak sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit”. ”Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishak. Sungguh, Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) do’a”. ”Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucu-ku orang yang tetap melaksanakan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku”.
0 komentar:
Posting Komentar