Renata duduk bersandar dengan malas di sofa, disampingnya Fendy membaca majalah Racer dengan sesekali mengambil cookies coklat. Jake melemparkan bola basket ke arah ring yang diletakkan tak jauh dari mereka duduk. Mereka kini berada di ruangan yang secara khusus ditempati oleh para anggota Diamonds.“huh.. Vando kemana sih?” Renata menatap keatas, matanya menerawang.Fendy menutup majalahnya dan dia mendekati Renata. Dibelainya rambut Renata lembut.“kenapa kamu mencarinya? Cemburu jika dia bersama dengan Fya?” Renata menjauhkan dirinya dari Fendy dan menatapnya.“Aku tidak bilang begitu, tidak bilang bahwa aku cemburu.” Renata cemberut.“Akui saja lah…Ren, Kamu memang menyukai Vando kan? Lagipula murid lain sudah menganggap bahwa kamu pacaran dengan dia kan?” Jake ikut bicara. Dia mendekati tempat duduk Fendy dan Renata, mengambil segelas air jeruk dingin lalu meneguknya.“hm…kalian tau apa? Bisanya Cuma menebak-nebak.” Renata turut mengambil segelas air jeruk lelu mencicipinya sedikit.“okey…kalau Vando benar-benar dekat dengannya, jadi kamu tidak cemburu nih?” Jake menggoda Renata yang memalingkan mukanya dari Jake.Fendy kembali mengambil cookies coklat dan melahapnya. Dilihatnya Renata menggigit sedikit bibir bawahnya. Renata lalu berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan mereka. Vido yang baru saja sampai tanpa sengaja menabrak bahu Renata yang ingin keluar dari pintu.“ups…Sorry Ren!” Dia memegangi kedua bahu Renata.“Hey…are you okey?” Vido terkejut melihat kedua mata Renata yang berkaca-kaca. Tanpa menjawab apapun Renata berlari menjauh dari mereka.“Hey..Vido! Gimana Racing mu kali ini?” Jake melambai-lambaikan tangannya.“Leo…kenapa kamu tidak memberi kabar padaku kalau mau datang?” Fendy menegakkan tubuhnya. Vido sama dengan Leo. Cowo Asia yang sering bersama dengan mereka.Vido mendekati mereka dengan wajah yang bingung. “kalian ini, seperti tidak bertemu satu abad saja. Baru seminggu juga aku pergi.” Vido duduk diantara mereka.“kenapa Renata? Sepertinya dia ingin menangis?” Vido bertanya bingung pada Fendy.“Entahlah…mungkin takut Vando diambil orang!” Jake menjawab cuek.“hah?” Vido bertanya dengan wajah keheranan.Tiba-tiba saja Vido berdiri dan berlari ke luar ruangan.“Mengapa dia?” Fendy bertanya pada Jake. Jake hanya mengangkat bahu. @#@“Rena….” Vido mendekati Renata dan memanggil amanya dengan lembut. Vido tau kemana Renata akan menyendiri di sekolah. Renata pasti akan datang ke atap sekolah dan menyendiri disana. Melewatkan jam pelajaran hanya dengan berdiam. Begitulah Renata, jika dia mempunyai masalah dia akan selalu pergi ketempat ini. Tempat yang sunyi dan sangat jarang di datangi oleh para murid lain.Vido adalah sahabat Renata sejak kecil. Ayah Renata adalah teman dekat sekaligus pengacara keluarga Vido sebelum karirnya secermelang sekarang. Ibu Renata pun sahabat dekat ibu Vido, dia adalah seorang perancang terkenal. Tidak heran mengapa Renata menjadi seorang model dan artis terkenal. Persahabatan mereka sangat kental sampai mereka mempunyai kesibukan masing-masing. Renata dengan dunia modellingnya dan Vido dengan dunia balapnya.Renata menoleh kearah Vido yang mendeatinya. Spontan Renata langsung memeluk Vido sambil menangis.“Kenapa? Vando?” Vido tahu bahwa Renata sangat menyukai Vando. berulang kali Renata selalu menceritakan tentang Vando kepada Vido.“…Do, aku takut…” Renata masih menangis, suaranya terdengar pelan.“takut kenapa?” Vido membelai rambut Renata.“kamu tahu Fya kan?” Renata menatap Vido dengan mata berkaca-kaca.“Ya…aku rasa telah bertemu dengannya dua kali, kenapa?”“aku rasa….dialah yang dari dulu dicari-cari oleh Vando.” Renata mengusap air matanya.“aku benci dia…huhuhu” Renata menangis kembali pelan.“Aku benci dia…” Renata menarik jaket yang dikenakan Vido dengan kedua tangannya. Kepala Renata tertunduk di dalam pelukan Vido. Dia masih menangis.123^%$“jake…”sambil menggigit ibu jarinya Fendy memanggil Jake yang sedang menggeliatkan tubuhnya sambil menguap.“Bagaimana dengan pertunanganmu?” Fendy menatap lurus tanpa menatap Jake.“heh? ..oh, itu!” Jake hanya tersenyum kecil.“tau deh…emangnya aku pikirin?” Jake menggaruk-garuk kepalanya. Mukanya memandang malas pada Fendy.“Kamu sendiri bagaimana?” Jake menatap Fendy.Fendy mengambil minuman di depannya dan meneguknya sampai habis.“seperti tidak tahu ayahku saja…”“hahaha!” Jake tertawa terbahak-bahak mendengar kata-kata Fendy.“iya…ya, ayahmu kan aneh? Segitu enaknya mengatur hidup anaknya. Hahaha!” Tawa jake semakin keras.Boom! Satu pukulan tepat mengenai kepala Jake.“hati-hati kalau bicara ya…!” Fendy memasang muka tidak bersalah.“Lah…apa salahnya aku ketawa sih?” Jake mengusap-usap bagian kepalanya yang sakit.“aku sempat berpikir…kali aja tunangan kita itu sama.” Fendy kembali menggigit kuku ibu jarinya.“maksudmu…kita mempunyai tunangan dengan orang yang sama?” Jake menimpali.“ya!” Fendy mengangkat alisnya.“huh…ambil saja deh!” Jake menggerakkan tangannya seperti mau mengusir sesuatu.“aku juga tidak terlalu ambil peduli. Yang jelas aku ingin tahu bagaimana dia sesungguhnya dulu.” Fendy menatap tajam ke arah Jake.“kali aja dia beda… kelinci putih!” Fendy memainkan jemarinya di mulut gelas yang dipegangnya.Jake tersenyum tipis. “Baiklah..jika kamu merasa begitu, aku juga ingin tahu dia bagaimana. Kita saingan berarti?” Jake mengejipkan sebelah matanya ke arah Fendy.Fendy menganggukkan kepalanya. Tersenyum tanpa arti.#@$___^%$^ (bersambung)
0 komentar:
Posting Komentar