Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
Tidak ada kebaikan bagi shadaqah kecuali niat yang ikhlas.
Tidak ada kebaikan bagi kehidupan kecuali kesihatan dan keamanan

Jumat, 19 November 2010

One Pearl And Diamonds part 1

"apa? Dijodohin?"
Fya menatap tidak percaya kearah papanya. Dia lalu memandang sangat heran kearah ibunya yang kali ini hanya diam. Fya mengambil napas untuk menenangkan kekagetannya. Fya tahu bagaimana perangai ayahnya. Ayahnya tidak akan mengucapkan sesuatu yang sia-sia, dia bukan tipe seseorang yang pengguarau. Tapi atas pernyataan ini? Apakah itu nyata?
%%%
Mimpi buruk itu kembali menyerang Fya. Sudah satu bulan dia dihantui mimpi tentang kejadian nyata "pernyataan pertunangan" dari ayahnya. Menjelang ulang tahun ke 16, pagi hari sehari sebelum hari lahirnya kejadian itu bagai hadiah terburuk yang diterimanya. Fya tidak habis pikir bagaimana ayahnya dapat mengambil keputusan besar tanpa meminta pendapatnya.
"Perusahaan ayah dibangun dengan janji ayah kepada teman lama. Ayah berjanji saat perusahaan ayah sukses, ayah akan menikahkan kamu dengan anaknya. Dia seoarng pengusaha sukses juga dari jakarta".
Kata-kata itu terus terngiang ditelinga Fya beberapa bulan ini. Setelah pengumuman kelulusan SMP, Fya nekat berangkat sendiri ke Jakarta untuk mencari seseorang yang dinyatakan sebagai tunangannya. Berbekal informasi yang didapatkannya dari ayah dengan susah payah, dia nekat menuju Jakarta sendirian. Ibu Fya tentu saja kuatir dengan keadaannya karena selama di Medan, Fya bersekolah di sekolah khusus perempuan. Diiringi isak tangis, ibu Fya akhirnya dengan berat hati melepaskannya setelah Tante Mery, adik dari ibu Fya dengan senang hati menerima Fya untuk tinggal dirumahnya.
Fya memasuki sekolah swasta elit tempat dia dan "tunangan"nya akan belajar. Atmosfer di sekolah ini sangat berbeda dengan sekolahnya dulu. Sekolah swasta tempat Fya akan belajar sekarang memang tergolong sekolah paling elit di negara ini. Didirikan oleh pengusaha paling kaya di Indonesia, sekolah ini menjadi incaran pendidikan bergengsi bagi para pengusaha dan penjabat tinggi untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Bertaraf internasional dan mempunyai ikatan kerjasama dengan para universitas papan atas dunia. Untuk bersekolah di tempat ini, para orang tua rela mendaftarkan anaknya bahkan saat mereka masih SD. SMP dan SMA di sekolah ini sungguh tidak diragukan lagi. Bagi mereka yang ingin masuk ke SMA tanpa melalui SMP yang sama, harus menjalani seleksi yang ketat dengan biaya yang tidak kecil. Beruntung Fya mempunyai otak cemerlang, sehingga dia tidak harus kesusahan masuk ke seklah ini.
Yang menjadi masalah bagi Fya sebenarnya adalah para murid, teman sekelasnya. Kebanyakan dari mereka telah kenal satu sama lain atau merupakan anak dari orang yang berpengaruh. Ayah Fya memang tergolong orang paling kaya di Medan, tapi disini teman-temannya tidak ada yang tahu siapa Fya. Pergaulan disekolah ini lebih terjalin karena adanya pengaruh kekayaan atau keturunan. Hal ini membuat Fya tidak betah. Bukan hanya karena masalah pertemanan namun juga orang yang ingin dekat dengannya pasti menanyakan perihal keluarga atau siapakah Fya. Tidak ada persahabatan tulus yang terjalin disini, pikir Fya.
"jika tidak karena mencari siapa tunanganku, aku tidak akan kesini. Apa salahnya jika aku tidak memakai jam Rolex atau tas Channel. Apa salahnya dengan sepatu Nike keluaran lama. atau rambutku yang tidak pernah kesalon. Tidak memakai Hp terbaru. Huh...."
Fya lalu menendang batu kerikil didepannya. Dia menyusuri jalan pulang sendiri. Fya sengaja tidak meminta sopir karena dia tidak ingin menyusahkan tante Mery. Sungguh sangat membosankan, pikirnya. Tiba-tiba saja, Fya melihat cowok terbaring tidak berdaya tepat dibawah pohon dekat taman sekolah. Semula Fya berpikir cowok itu adalah salah satu murid iseng yang tidur dibawah pohon. Tapi selang waktu kemudian, perasaan penasaran membuatnya menemui cowok itu.
Fya melihat cowok itu menutupi mukanya dengan kertas koran. cowok itu kelihatan tidak bergerak. sangat tenang. tidak ada darah dan bekas penganiyayaan. Berarti dia hanya iseng tidur disini, pikir Fya. Tapi apa benar ada cowo iseng, pelajar disini yang mau tidur ditanah? Penasaran, Fya membuka kertas koran penutup muka cowo itu.Wah... lumayan tampan juga wajahnya. Fya tertegun melihat wajah cowo yang keindo-indoan. Selang bebeapa detik, Fya menggeleng-gelengkan kepalanya dan menutup mukanya. "apa benar dia hanya tidur?" Fya mendekatkan wajahna ke wajah laki-laki itu. Tidak ada dengkuran dan napasnya pun tidak terasa. Fya mulai panik. Dia tidak tahu caranya P3K, apalagi membuat napas buatan. Taman sekolah sangat sepi dan pasti tidak ada yang mendengar teriakannya. aduh, gimana ini? Akhirnya tanpa pikir panjang Fya mulai bangkit dan mencoba mengangkat lengan cowo itu untuk dibawa. Saat Fya mulai menaruh lengan cowo itu di bahunya, tiba-tiba saja lengan cowo itu bergerak dan membuat tubuh Fya terkurung dalam pelukannya.
"hahaha, kelinci lucu..." Cowo itu mulai mempererat pelukannya. Fya hampir tidakbisa bernapas dalam pelukan erat cowo itu. Dasar, ternyata aku terperangkap oleh cowo mesum di sekolah ini pikir Fya dalam hati. Fya semakin memberontak, namun tawa cowo itu semakin keras dan pelukannya semakin erat.
"Hump..Hump..." tubuh Fya hampir lemas karena cowo ini.
"Boooom!"
Satu pukulan tepat mengenai kepala cowo mesum itu. Cowo itu mulai melonggarkan pelukannya dan Fya langsung memberontak hingga pelukannya terlepas.Fya sudah melepas sepatunya dan ingin melemparnya kemuka cowo mesum itu namun dihalangi oleh seorang cowo bermuka asia.
"Wey, Jake! Cewe itu bisa mati lemas dan kamu bisa dituntut karena perbuatan mesummu itu!"
Cowo bertubuh tinggi kekar yang Fya rasa sebagai penolongnya karena berhasil memukul cowo mesum yang dipanggil Jake itu bicara.
"lah...dia sendiri yang datang buat ditangkap, siapa suruh ngeganggu orang tidur"
Jake, si mesum itu tersenyum usil tanpa rasa malu.
"Hey, jangan sembarangan omong ya! Tadi kupikir kamu jatuh pingsan disini. Lagipula aneh sekali melihat murid terlentang sendirian di taman. Ku kira kamu di keroyok atau apa!" Fya meberikan argumennya.
"Bener kata cewe ini. aneh saja melihat orang tiduran di taman. Kamu aja kali yang mesum!" Cowok berwajah asia menimpali.
"Oke...oke.." Cowo bernama Jake itu bangkit dan mendekati dua cowo yang telah menolongku.
"dari pada kita bertengkar, lebih baik kita pergi dari sini. Lagi pula..." Jake menatap Fya dari ujung sepatu samapai ke ujung rambutnya.
"Dia kelihatan sebagai anak baru. tidak seru juga untuk diajak main, serunya buat di..usilin. hahahaha" Jake tertawa dengan sangat lantang. Cowo bertubuh kekar dengan cepat menutup mulutnya dengan tangannya dari samping dia berdiri.
"jangan dengarkan ocehannya, sebaiknya kamu pergi. Daripada dia berbuat mesum lagi..."
Fya mengambil tasnya dan tanpa pikir panjang dia pergi dari tempat itu.
"Sungguh hari yang menyebalkan!" Fya berteriak setelah dia keluar dari area sekolahnya.
$$$^_^
Fya datang agak kepagian ke sekolah. Dia tidak sampai hati menolak tawaran tante Mery untuk mengantarnya. Saat memasuki koridor menuju ruang kelasnya, dia merasakan sesuatu yang aneh. Apa yang salah lagi seh? pikir Fya. Dia memeriksa setiap inci tubuhnya, rasanya tidak ada sesuatu yang berbeda dari hari-hari biasanya. Tapi kenapa hari ini semua orang yang berpapasan dengannya menatapnya dengan tatapan aneh?
Fya mendekati Tyas, teman sebangkunya yang sebenarnya tidak baik-baik amat namun tidak terlalu jahat juga. Mungkin hanya faktor waktu yang masih membuat mereka tidak akrab. Maklum baru seminggu.
"Tyas...kenapa hari ini ada yang aneh ya?" Fya meletakkan buku-buku yang baru saja diambilnya dari loker keatas meja.
"ehm... kamu sudah ke kantin? atau ke koridor utama tempat mading?" Tyas menanggapi tanpa ekspresi.
"ehm...belum" Fya berpikir untuk apa dia ke kantin serba mahal jika dia membawa bekal dan sudah sarapan. Ke koridor mading? hm...sama saja cari mati. disana tempat nongkrongnya para cewe dan cowo kaya populer.
"lebih baik kamu kesana dan cari lihat sendiri mengapa tatapan aneh selalu menyertaimu" Tyas berkata dengan dingin.
Dengan setengah hati Fya bangkit dari tempat duduknya. Huh.. sangat menyedihkan sebangku dengan manusia tanpa ekspresi, mengapa nasibku malang? Fya mengutuki dirinya sendiri.
Benar saja, koridor utama tempat mading terpampang sudah penuh oleh para murid yang ingin membaca berita di mading. Fya mendekati mading dan ikut berdesak-desakan dengan mereka. Beberapa murid yang menyadari kehadiran Fya menatapnya dengan tatapan aneh dan tidak bisa diartikan olehnya.
Ingin mati saja rasanya Fya melihat tulisan didinding mading tersebut
"Fernyfya Galih Seregar, 16 Tahun, Kls. I C. Mencari suami kaya, tampan, suka coklat dan bisa memanjakan ditiap waktu! Free order! muauuach...!"
Fya merasa darahnya berhenti mengalir dan jantungnya berhenti berdetak. Siapa yang dengan sangat kurang ajar menempel photonya dan tulisan ini? Apalagi tulisan ini bertuliskan dia menginginkan suami yang suka coklat, siapa yang tergila-gila sama coklat? Jelas ini perbuatan seseorang yang tidak mengenalnya. apalagi photo ini seperti diambil diam-diam. emang aku punya musuh disini? Fya tidak habis pikir siapa yang tega melakukan hal ini padanya.
Belum sampai Fya mengambil kertas berisikan hal yang dianggap Fya sebagai "pelecehan" itu diambil, seseorang merangkulnya dari belakang. Spontan Fya menurunkan tangannya dari bahuna. Alangkah terkejutnya Fya, ternyata seseorang yang merangkulnya dari belakang adalah Jake! cowo mesum itu!
"wah... free order nie? Cie.., bener-bener nyari suami?" Jake menatap matanya tajam. Fya langsung melihat orang-orang disekitarnya. Sebagian dari mereka menatap dengan heran, sebagian lagi terutama cowo menatap dengan pandangan menusuk. Siapa Jake ini?
"Hey.. itu kan berita bohong, bukan aku yang menempel...hump..hump.."
Jake menutup mulut Fya dengan tangannya.
"Ah.. jangan berkata seperti itu? aku suka coklat kok, aku baik dan tampan bukan?"
Idih...apa-apan seh cowo ini. Fya berusaha melepaskan mulutnya dari tangan Jake. Kesabaran Fya mulai habis, dia lalu menampar pipi Jake. Semua orang yang melihat mereka terkejut tidak percaya. Tiba-tiba saja cowo berwajah asia dan cowo bertubuh kekar datang mendekati Fya dan Jake.
"Hah? berita apa ini?" Cowo berwajah asia melihat tulisan di dinding mading.
"Jake, kamu apakan lagi Fya?" Kata cowo bertubuh kekar itu. Hey..tunggu, sejak kaan dia tahu namaku Fya? erit Fya dalam hati.
"Dia yang menamparku.., iya kan semuanya?" Nada suara Jake berubah menjadi sedikit manja dan meminta persetujuan murid lain. Murid lain disekitar Jake mengiyakan pertanyaan Jake.
Fya mencoba melontarkan kata-kata pembelaan, tetapi mulut cowo bertubuh ekar itu lebih cepat.
"Tidak mungkin...Fya seperti itu. Fya, ikut aku..dan Leo, kamu tolong buang tulisan di dinding itu!" Cowo kekar itu menarik tanganku dan kami berjalan menjauhi gerombolan murid. Aku sempat melirik Jake menatap tajam kearah kami.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheap Web Hosting | new york lasik surgery | cpa website design