Dua bulan yang lalu Noni melahirkan seorang bayi perempuan cantik bernama Suci ( bukan nama sebenarnya ), dari umur Suci yang sudah menginjak umur dua bulan ini seharusnya Noni merasa bersyukur akan anugerah yang telah diberikan aleh Allah SWT karena anak perempuan yang di idam-idamkan sejak lama kini telah hadir di kehidupannya, tapi Noni malah memilih pergi dari rumah meninggalkan suami sebut saja namanya Dodi beserta 3 anaknya yang masih kecil hanya karena hal yang sepele.
Menurut cerita yang berkembang pagi itu Noni meminta kepada Dodi agar dibelikan sebuah kompor yang harganya Rp.800.000,- ( Kompor apaan yah…? ). Dari sinilah awal kekacauan terjadi pasalnya Dodi yang hanya seorang buruh bangunan tentu saja tidak sanggup untuk memenuhi keinginan Noni dan mengatakan pada Noni lebih baik membeli susu buat Suci yang masih berumur dua bulan daripada membeli kompor yang harganya sangat mahal itu.
Tak disangka Noni sangat marah besar dan langsung menyerahkan Suci pada Dodi kemudian ia berkemas dan pergi tanpa pamit entah kemana tujuannya.
Sebenarnya bukan itu yang jadi permasalahan yang menurut saya menyayat hati bagi saya sampai sampai istri saya menangis semalam.
Yang jadi permasalahan adalah karena Dodi yang berprofesi sebagai buruh bangunan dan mempunyai banyak tanggungan karena ketiga anaknya kini ditinggal oleh ibunya, jadi Dodi terpaksa membawa serta anaknya yang masih dua bulan itu ketempat kerja dimana ia menjadi buruh bangunan. Ya…Dodi benar-benar membawa Suci bekerja.Dodi membawa Suci yang hanya mengenakan baju bayi dan dibungkus ( dibedong ) sebuah handuk kumel dengan menggunakan sepeda ontel miliknya karena jarak rumah dan tempatnya bekerja agak jauh.
Umur dua bulan bagi Suci mungkin umur yang sangat rentan, ia seharusnya masih dalam buaian ibunya, masih menikmati hangatnya kasih sayang ibu sekarang malah harus ikut serta dengan sang bapak ketempat kerjanya dan hanya di biarkan tergeletak di lantai saat Dodi bekerja…( miris saya mendengarnya )
Bagi saya Dodi tidaklah bersalah karena mengajak Suci ketempat kerjanya, ini hanya tuntutan ekonomi yang terus mendesak sementara anak-anaknya masih kecil, jika Dodi tidak bekerja bagaimana ia bisa memberi makan ketiga anaknya itu, tapi jika Dodi harus bekerja siapa yang akan menunggu Suci dirumah sementara anak pertama dan keduanya masih kecil juga ?. keadaanlah yang memaksa Dodi berbuat seperti itu bekerja sekaligus momong anak. Sementara istrinya sampai sekarang belum kembali juga bahkan kabarpun tidak ada.
Sebenarnya apa yang terjadi dilingkungan kita ini ?. semakin banyak saja ibu yang tega meninggalkan anaknya yang masih tidak berdaya, bahkan kita saksikan diberita-berita semakin sering saja ibu yang membuang anaknya, membunuh anaknya bahkan meggugurkan kandungannya padahal apa salah sang bayi ?.
Apakah karena masyarakat kita yang sudah tidak punya hati atau tidak punya perasaan sehingga tega meninggalkan anaknya atau sebab anak tersebut tidak tidak dikehendaki kelahirannya ?
Ini semua menggambarkan kepada kita betapa masyarakat ini sudah mengalami kemunduran nilai-nilai agama yang dianut. Semakin menempatkan materialistis diatas raligi, semakin menolok ukuran dari harta dan kekayaan yang dimiliki bukan dari seberapa kuat keimanan seseorang.
Sebagai ending dari cerita ini saya sedikit paparkan beberapa hadist mengenai keutamaan dari menjaga dan mengasuh anak.
- Warisan bagi Allah ‘Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).
- Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)
- Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?” Nabi Saw menjawab, “Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR. Aththusi).
- Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).
- Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)
- Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)
- Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud)
0 komentar:
Posting Komentar