Nabi Muhammad SAW ditanya oleh malaikat Jibril mengenai tanda-tanda kiamat "Beritahukan kepadaku kapan terjadinya Kiamat." Nabi menjawab, "Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya." Dia pun bertanya lagi, "Beritahukan kepadaku tentang tanda - tandanya!" Nabi menjawab,
"Jika budak wanita telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta penggembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi." (HR Muslim)
Sepotong hadist yang sangat bermakna dan mengandung banyak penafsiran, pada kalimat ‘budak wanita telah melahirkan tuannya..’ setidaknya ada empat penafsiran yang telah dikeluarkan oleh para ulama diantaranya :
1. Sudah semakin tersebarnya agama Islam
Kalau dikatakan bahwa para budak wanita telah melahirkan orang-orang yang jadi tuannya, maka maksudnya adalah perbudakan telah hilang dari muka bumi. Karena para budak itu tidak lagi melahirkan budak, melainkan telah melahirkan orang-orang yang merdeka. Dan ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang telah berhasil membebaskan perbudakan. Karena Islam, perbudakan menjadi hilang dari permukaan bumi ini.
Karena Islam, manusia pada akhirnya tidak lagi mengalami perbudakan. Maka ungkapan bahwa budak melahirkan tuannya dalam pendapat ini menjadi sesuatu yang bersifat positif.
2. Tersebarnya sikap durhaka kepada orang tua
Dalam pandangan yang lain, ungkapan bahwa budak telah melahirkan tuannya lebih merupakan sekedar ungkapan. Maksudnya, anak-anak akan menjadi durhaka kepada orangtuanya, terlebih kepada ibunya.
Seolah-olah ibunya dijadikan budak, dan anak telah berubah menjadi tuan yang memperbudak ibunya sendiri.
Dalam pandangan ini, gambarannya malah terbalik, bukan gambaran yang bersifat optimis melainkan bersifat apatis. Tanda-tanda kiamat dihiasi dengan semakin hilangnya rasa hormat kepada orang tua.
3. Tersebarnya kebodohan dan hinanya syariah Islam
Dalam pandangan ini, gambaran bahwa budak telah melahirkan tuannya menjadi simbol dari kebodohan yang dialami oleh umat Islam. Selain kebodohan tentu saja juga terhinanya umat Islam.
4. Tersebarnya zina dan nikah syubhat
Penafsiran lain tentang budak yang melahirkan tuannya adalah sebuah gambaran tentang tersebarnya zina. Kiamat digambarkan akan didahului dengan tersebarnya zina di mana-mana, sampai para wanita budak melahirkan anak dari orang yang merdeka, tentunya lewat perzinaan yang melanggar syariah Islam.
Atau zina sudah menjadi sebuah fenomena massal dan kebiasaan masyarakat sehari-hari. Di mana-mana kita temui zina, bahkan di kampung sendiri. Sesuatu yang di masa lalu masih tabu kita dengar, tapi hari ini di layar kaca, sinetron kita selalu menayangkan bagaimana selingkuh dan perzinaan berubah dari tontonan menjadi tuntunan.
Dari keempat penafsiran para ulama diatas, saya hanya ingin membahas mengenai penasfisann yang mengatakan bahwa ‘semakin tersebarnya sikap durhaka kepada orang tua’
Mungkin menurut pribadi saya kalimat ‘seorang budak yang melahirkan tuannya’ ini sangat cocok diartikan dengan kedurhakaan dari seorang anak terhadap orang tuanya sehingga menjadikannya seperti seorang budak.
Perintahnya sudah tidak dituruti lagi, berani memarahi orang tua bahkan kita lihat di media masa baik di TV ataupun media masa lainnya mengabarkan bahwa semakin banyak saja anak yang tega membunuh orantua kandungnya sendiri. Karena kiamat itu akan terjadi dimana telah trjadi kemerosotan yang tajam terhadap nilai-nilai agama jadi hal itu sangat mungkin terjadi jika sudah semakin banyaknya anak-anak yang melawan terhadap orang tuanya bahkan berani mamperlakukan ibunya sendiri seperti budak.
Kita lihat realita sekarang. Seakan sudah menjadi sebuah hal yang biasa saja jika kita mendengar adanya pertengkaran antara anak dan orang tua, bahkan sinetron-sinetron yang ada seakan melegalkan hal itu dengan menyajikan cerita seorang anak yang melawan orang tuanya tapi masih mendapat perlindungan orang lain seperti ayahnya atau saudaranya.
Ini bukanlah hal yang mendidik tapi merupakan hal yang sangat menyesatkan seolah anak itu dididik untuk melawan orang tua.
Kita lihat lagi hal yang lainnya, banyak anak-anak yang lebih senang bermain diluar bersama-sama temannya daripada membantu orang tuanya dirumah, bukankah ini sebuah gambaran kecil bahwa anak sudah mulai memperbudak orang tuanya ? memang bermain sangat baik untuk anak tapi itu berlaku untuk anak yang masih kecil, bagi mereka yang sudah dewasa hal itu sudah tidak berlaku lagi. Anak bersenang-senang dengan temannya bermain, nonton bioskop, nonton konser musik bahkan berpacaran sementara orangtua dirumah harus menyiapkan makan untuk anaknya, mencuci baju, merapikan rumah, dan lain-lain, apakah itu bukan suatu perbudakan terhadap orang tua khususnya seorang ibu ?
‘ Surga ditelapak kaki ibu ‘ adalah sebuah ungkapan bahwa anak itu harus patuh terhadap ibunya bukan malah menjadikannya budak dalam rumahnya sendiri bahkan ketika Rosulullah ditanya oleh sahabatnya “siapakah yang harus kami turuti ya Rosulullah ? “ maka Rasulullah pun menjawab “ Ibumu “ kemudian sahabat bertanya lagi “ Lalu siapa lagi ?” dan Rasulullah pun menjawab “ Ibumu “kemudian sahabat bertanya lagi “ Lalu siapa lagi ?” dan Rasulullah pun menjawab “ Ibumu “kemudian sahabat bertanya lagi “ Lalu siapa lagi ?” dan Rasulullah baru menjawab “ Bapak mu “
Rosulullah SAW sampai tiga kali menyebutkan Ibumu, Ibumu, Ibumu lalu kemudian Bapakmu, ini menggambarkan bahwa seorang anak harus lebih patuh kepada ibunya sebanyak tiga kali lebih besar kemudian bapaknya, seorang anak harus benar-benar menghormati ibunya bukannya malah menjadikan ibunya sebagai budak.
Semakin banyak anak yang menjadikan ibunya sebagai budak, maka semakin dekatlah kiamat yang dijanjikan Allah terhadap umatNya dan seluruh makhlukNya.
Berlombalah meminta maaf kepada Orang tua yang masih hidup dan mendoakan mereka yang telah dipanggil ke Rahmatullah, semoga kita termasuk golongan anak yang berbakti kepada orang tua
0 komentar:
Posting Komentar