Pagi hari, tatkala sang mentari masih malu-malu untuk menampakkan
cahayanya pada semesta.di depan sebuah rumah seorang wanita paruh baya
sedang menyapu halaman yang di penuhi dedaunan kering yang berjatuhan
dari pohon mangga. Semilir angin pagi menyapa dengan kehangatannya
seiring suara batuknya yang sesekali terdengar.
Tak berapa
lama kemudian,seorang gadis berkerudung memasuki halaman rumah dengan
mengendarai sepeda. ia tak lain putri sang ibu yang baru pulang
mengantar kue yang di titipkan di warung.
'' MasyaALLAH, mamak kenapa di luar pake nyapu lagi kan mamak masih sakit'' kata sang gadis begitu turun dari sepedanya.
''mamak tidak apa-apa Lya, justru mamak akan tambah pusing jika di kamar terus''
'' iya tapi nanti kalo mamak sakit lagi gimana? Batuknya mamak belum
sembuh, ingat pesan dokter ika mamak harus banyak istirahat, sudah biar
Lya yang menyapu saja '' Lyana mengambil sapu lidi dari tangan ibunya.
'' kamu ini, sudah seperti Dokter Ika saja Lya, protes melulu dari tadi ''
'' iya habis mamak nggak mau mendengarkan Lya sih, padahal semua ini
demi kesehatan mamak. Si Dewi kemana lagi bukannya ini tugasnya'' Lya
masih terus menyapu sementara matanya tertuju ke dalam rumah mencari
adiknya.
'' Dewi mamak suruh ke pasar untuk membeli benang''
''Benang untuk apa mak? ''
'' pakaianan bu keuchik belum selesai mamak jahit, mamak nggak enak sudah seminggu yang lalu di berikan ''
'' tapi mamak masih sakit, nggak boleh menjahit dulu'' Lyana menyudahi
menyapu, kemudian mengikuti mamaknya yang duduk di bangku di bawah pohon
mangga.
Sang ibu menatap Lyana, wajah dan sifatnya
mengingatkannya pada ayah Lyana, lelaki yang sangat di cintainya yang
kini telah meningggalnya untuk selamanya. Dalam hati ia berkata ' Ayah,
ALLAH mengantikan sosokmu dalam hidupku dengan kehadiran Lyana dan
sesuai dengan harapanmu sekarang Lyana sudah mengajar di SD AL SUNNAH
tempat ayah mengajar dulu,Dewi sebentar lagi Lulus SMU, Ilham sesuai
dengan wasiatmu tlah ku titipkan di Ponpes Fatanah'
'' mamak kenapa melamun? '' tanya Lyana
mamak tersenyum menatap Lyana '' mamak sedang membayangkan seandainya
ayahmu sekarang ada disini tentu ia akan sangat bangga padamu yang
sangat perhatian pada keluarga kita, ah... Sudahlah kenapa ibu jadi
sedih gini ya. Lya ayo siap-siap bentar lagi mau ngajar kan? '' mamak
hendak berjalan masuk kerumah.
Lyana memeluknya dari belakang
'' lho kenapa ini? '' tanya ibu murni heran dengan tingkah putrinya.
'' terima kasih mak, berkat doa dan kerja keras mamak Lya dan adik-adik bisa hidup dengan baik sekarang Lya sayang mamamk ''
Ibu murni mengganguk pelan, tetesan bening tak terasa telah membasahi
pipinya, tapi ia tak mau Lyana mengetahuinya, maka segera di hapus.
Kemudian di peluk putrinya dengan penuh cinta.
'' mamak juga sayang sama Lya, Dewi dan Ilham. Bahkan rasa sayang mamak melebihi apapun yang ada di dunia ini ''
Lyana masih memeluk ibunya ketika Dewi adiknya pulang.
'' wah... Sepertinya ada cerita baru ini. Aku sudah ketinggalan ya? '' ucap Dewi dengan sapaannya yang khas.
Ibu murni tersenyum, Lyana melepaskan pelukan ibunya.
'' kamu ini ngagetin saja dewi'' Lyana tersenyum
'' Biasa kak, bakat terpendam. Tapi mamak kenapa sih pagi-pagi udah ada adegan pelukan sambil nangis-nangis segala? ''
'' Adengan-adengan, memangnya film apa wi '' timpal bu murni
'' iya, sapa tahu Kak Lyanan dapat tawaran main film kalee... '' canda Dewi
'' Hus.... Kamu ini suka ngasal kalo bicara. Udah dapat pesanan mamak? ''
'' Beres mother, ini benangnya'' Dewi menyerahkan bungkusan kantung plastik pada ibunya.
Lalu mereka masuk kedalam rumah, sementara ibu menjahit Lyana bersiap
berangkat mengajar di SD AL SUNNAH. Dewi juga bersiap berangkat ke
sekolah, saat ini Dewi masih duduk di Kelas 3 SMU.
¤ ¤ ¤
Beberapa hari kemudian keadaan bu murni semakin membaik.
'' Lyana, kamu benar-benar tidak bisa meluangkan waktu untuk mengikuti
pengajian dengan ibu-ibu di masjid jum'at besok?'' tanya bu murni.
Pagi ini ia menemani Lyana sarapan dengan pertanyaan yang sama seperti yang di ajukan semalam.
Lyana tersenyum ''kalo jadwal mengajar Lya untuk besok kosong mak. Tapi
Lya sudah janji mau mengantikan bu ani menemani anak-anak ke Bank''
'' ke Bank? Ada acara apa anak-anak AL SUNNAH ke bank?'' tanya bu murni lagi dengan sorot mata penuh tanya.
Lyana tersenyum geli melihatnya sambil meneguk teh hangat ia berkata ''mamak kenapa jadi melotot gitu?''
'' anak-anak kecil di bawa ke bank ya untuk apa?''
Dewi keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah rapi dan jilbab
putihnya, menambah keayuan wajah putihnya. Tapi ia tak mau ketinggalan
untuk memberikan komentar atas pertanyaan ibunya.
'' namanya
juga Bank mak, orang-orang kesana untuk menabung. Murid kak Lyana mau di
ajarkan cara menabung agar menjadi generasi yang Rajin menabung gitu
ceritanya ''
'' ini anak kebiasaan deh, kalo orang lagi
ngomong ikut nimbrung saja. Ayo sarapan dulu ntar tlat lagi'' tegur bu
murni pada Dewi
'' oke mamak, oya kak memangnya bu Ani kemana?''
'' Ibu Ani kemarin sore pulang kemedan karena mertuanya meninggal'' jelas Lyana
'' Innalilahi wa innalilahi rajiun '' ucap mamak dan dewi bersamaan.
'' ya sudah Lya berangkat ngajar dulu ya, Dewi mau bareng kakak?
'' kakak duluan deh, Masih ingin menikmati nasi goreng masakan mamak ini '' Dewi mengacukan jempolnya pada kakaknya.
Lyana tersenyum melihat tingkah adiknya. Segera ia pamit menuju sekolah tempatnya mengajar.
¤¤¤
Lyana mengajar Sekolah Terpadu yayasan AL SUNNAH SD-SMP-SMU, Lyana
mengajar di SD dengan ijazah PGSDnya. Lyana adalah sosok guru yang ramah
dan sangat di cintai oleh murid-muridnya tak jarang ia banyak
mendapatkan apresiasi dari guru-guru lain di Yayasan AL SUNNAH, tapi itu
semua tak pernah membuatnya jadi berbangga hati karena ia justru
semakin banyak belajar tentang dunia pendidikan anak-anak. Baginya
menjadi guru adalah sebuah anugrah terindah dari ALLAH dalam hidupnya.
Dan ia mencoba menjalaninya dengan penuh keihklasan dan rasa tanggung
jawab. Baginya dunia anak adalah dunia yang paling menyenangkan saat
bisa selalu bersama mereka, bermain dan belajar.
Lyana sedang
memeriksa pekerjaan rumah muridnya ketika ibu Rosima memanggilnya keluar
kepala sekolah. Ia segera menuju ke luar sekolah
'' Assalamualaikum... '' sapanya saat membuka pintu
'' wa'alaikum salam,silahkan masuk ibu Lyana '' jawab pak Rifat kepala sekolah.
Lyana segera masuk di ikuti ibu Rosima. Ia melihat seorang pria berdiri di hadapan pak Rifat
'' Bu Lyana kenalkan ini Bapak Farid, untuk sementara beliau akan
mengantikan Ibu Ani '' ucap pak Rifat panjang lebar sembari
memperkenalkan pria yang berdiri di depannya.
Lyana menoleh
sejenak pada pria yang bernama Farid itu sambil menelungkupkan kedua
telapak tangannya di dada, saat matanya menangkap wajah sosok di
hadapannya itu, cess....cess.... Entah kenapa jantungnya tiba-tiba
berdetak kencang, begitu pula dengan Farid ia sangat mengenal sosok di
hadapannya.
'' Cut Lyana Lestari kan? '' tanya Farid
'' Iya '' Lyana menundukkan kepalanya.
'' kalian sudah saling kenal?'' tanya Pak Rifat
'' Lyana ini teman SMP saya pak, teman dari kecil malah. Cuma sudah
hampir 4 tahunan kami tidak bertemu. Iyakan Lyana '' jelas Farid
Lyana mengganguk '' iya pak ''
'' Subhanallah, tadinya saya baru mau meminta ibu Lyana memberikan
memberikan gambaran tentang sistem pembelajaran di sekolah kita ini pada
Pak Farid, semoga ibu bisa membantunya ''
''InsyaALLAH pak, saya akan mencobanya, ada lagi pak? ''
'' tidak. Saya rasa itu saja bu. Terima kasih ''
'' baiklah pak. Saya juga ada jam mengajar sepuluh menit lagi. Saya permisi Assalamu'alaikum.. ''
'' wa'alaikum salam ''
Lyana segera keluar dari ruangan pak Rifat.
Sementara Farid menatap kepergian Lyana dengan decak kekaguman sampai
detik ini dia tidak menyangka Lyana teman kecilnya kini sudah menjadi
seorang guru dan mengajar di tempat ini.
'' Pak Farid ini jadwal mengajar untukmu'' ucap Pak Rifat
'' iya. Terima kasih pak ''
¤ ¤ ¤
Sabtu, 17 September 2011
KURAIH CINTA-NYA KU GENGGAM CINTAMU bag.1
Posted by Dini Ariani on 01.49
0 komentar:
Posting Komentar