Seorang ayah yang sangat peduli dengan kehormatan dan kesucian
putri-putrinya juga kaum wanita muslimah umumnya. Menulis untaian
nasehat yang sarat dengan makna, nasehat dari seorang ayah yang tulus
yang tidak menginginkan keburukan terjadi pada setiap putri muslimah,
inilah dia nasehatnya…
Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh
tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah
mengunjungi banyak negeri,dan berjumpa dengan banyak orang…Aku juga
telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlah
nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan
pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari
orang lain.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus
kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih,
dan kami tidak mengahasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami
berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita
keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan
lehernya.
Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya.
Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, putriku! Kuncinya berada
di tanganmu.
Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa,
tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan
andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah
parah. Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada si pencuri itu :
silakan masuk … ketika ia telah mencuri, engkau berteriak : maling …!
Tolong … tolong… saya kemalingan.
Demi Allah … dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.
Demi Allah … begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan
laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi
bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.
Demi Allah … ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu,
kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah
merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai
puteriku? Coba kau pikirkan! Kalian berdua sesaat berada dalam
kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap
akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan
mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engkaulah yang
menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu
tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan
keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.
Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan
menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan
atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau
lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang
di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan
mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan
kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.
Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun
juga status sosial,kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang
sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu
rumah tangga yang terhormat.
Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung
belang, apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal),
akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila
ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.
Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita!
Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila,
sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para
gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa
wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha
memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu
daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah
mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang
menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan
beragama.
Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah,
bila mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang
buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka
masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan
kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh
karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar
kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal?
Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal. Bagaimana
kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk
dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa
yang akan simpati?
Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai
seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek
tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas
singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang
lain, yang masih belum bersuami itu?
Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?
Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak
perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati
saudari-saudari yang sesat dan patut di dikasihani. Bila kalian tidak
dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik,
gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang
salah. Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis
mengembalikan wanita kini menjadi kepribadian muslimah yang benar, akan
tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana
kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit. Perbaikan tersebut tidak
dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat,
malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita
lewati menuju kejelekan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak
menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya
satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan
memberantas pergaulan bebas,
Mereka yang menggembor-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua sebab :
Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri
mereka, memberikan kenikmatan-kenikmatan melihat angota badan yang
terbuka dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan
tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka
bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada
artinya, kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan-ungkapan
yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.
Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa,
menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami
kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London,
Berlin dan New york. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di
sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam
renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya
dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walapun berupa
kehormatan, kemuliaan,, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan
bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat
menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka
yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia
yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta.
Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa
hal ini amat merusak?
Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka
mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya
karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan
kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, putri-putriku,
wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan
terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang
lain kecuali engkau.
Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan
dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya,
hak asasi, modernisme, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh
kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki
anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas
kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat
gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku
sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk
putri-putriku.
Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan salain memperkosa kehormatan
wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga
martabat yang hilang tidak akan dapat diketemukan kembali.
Bila anak putri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau
menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang
engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila
telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi menelantarkan, persisnya
seperti anjing meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging
sedikitpun.
Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini jangan
percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum
laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian,
dengan demikian umat pun akan menjadi baik.(wallahul musta’an).
Disarikan dari buku : Ya ibnati oleh Ali Thanthawi
Sumber: PendidikanISLAM.or.id
Rabu, 19 Oktober 2011
DUHAI PUTRIKU DENGARLAH NASEHAT AYAHMU…..
Posted by Dini Ariani on 19.07
0 komentar:
Posting Komentar