Tidak ada kebaikan bagi pembicaraan kecuali dengan amalan.
Tidak ada kebaikan bagi harta kecuali dengan kedermawanan.
Tidak ada kebaikan bagi sahabat kecuali dengan kesetiaan.
Tidak ada kebaikan bagi shadaqah kecuali niat yang ikhlas.
Tidak ada kebaikan bagi kehidupan kecuali kesihatan dan keamanan

Minggu, 12 Desember 2010

27 RESEP CINTA IBNU ATHAILLAH

Pulang dari main bola Azzam langsung mencari Fadhil
untuk membicarakan masalah Hafez. Ia kuatir jika tidak dibicarakan
segera nanti terlupa. Ternyata Fadhil tidak ada. Kata
Nanang sedang menghadiri rapat di KMA. Azzam langsung
membersihkan badan. Maghrib tak lama lagi akan datang. Ia
berharap bisa berbicara dengan Fadhil nanti malam.
Maghrib sampai Isya, Azzam tidak pulang. Ia belajar
tartil Al Quran pada Imam Adil Ramadhan. Imam masjid yang
masih perjaka itu sebenarnya adalah kakak kelasnya di Fakultas
Ushuluddin, dan usianya sama dengannya. Adil Ramadhan
lulus S.1 dengan predikat terbaik di angkatannya. Dan
sekarang sudah diangkat sebagai asisten dosen di Al Azhar.
Habiburrahman El Shirazy
330
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Azzam tidak malu untuk belajar pada orang yang seusia
dengannya. Ia sudah dua tahun belajar pada imam masjid yang
berasal dari pelosok desa di Mesir utara itu. Tinggal satu juz
lagi. Ia memang minta waktu khusus. Biasanya hanya setelah
Subuh. Ia menjelaskan kepada Adil satu bulan lagi pulang.
Adil Ramadhan siap mengajarnya secara intensif. Beliau berharap
sebelum Azzam pulang, belajarnya membaca Al-Quran
dengan disiplin qira'ah riwayat Imam Hafs bisa khatam.
Qira'ah riwayat Imam Hafs adalah qira'ah yang lazim dipakai
di dunia Islam termasuk di Indonesia.
Azzam belajar dengan penuh semangat. Ia ingin khatam.
Ia merasa prestasi akademisnya yang tidak cemerlang harus
ditutup dengan menuntaskan ilmu paling pokok dalam Islam.
Yaitu ilmu membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan
ilmu itu ia bisa mengajarkan cara membaca Al-Quran
dengan benar, tidak asal-asalan. Adapun ilmu untuk memahami
Al Quran, ia telah mendapatkannya dari kampus Al
Azhar.
Bakda shalat Isya ia tetap di masjid untuk mengaji kitab
Al Hikam karya Ibnu Athaillah As Sakandari dengan Adil
Ramadhan. Malam itu ia mendapat pencerahan sangat berharga
dari kitab Al Hikam tentang hal yang sangat penting
baginya sebagai seorang penuntut ilmu. Ibnu Athaillah mengatakan,
"Khairul ilmi ma kaanatil khasyyah ma'ahu. Ilmu yang
paling baik adalah yang disertai khasyyah."
Adil Ramadhan menjelaskan bahwa khasyyah adalah rasa
takut kepada Allah yang disertai mengagungkan Allah. Maka
segala jenis ilmu yang tidak mendatangkan rasa takut kepada
Allah dan juga tidak mendatangkan pengagungan kepada
Allah tiada kebaikannya sama sekali. Adil Ramadhan berpesan
pada Azzam,
"Untuk mengetahui ilmumu bermanfaat atau tidak cukuplah
kau lihat bekasnya. Jika dengan itu kau semakin takut
kepada Allah dan semakin baik ibadahmu kepada-Nya, maka
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
331
Ilyas Mak’s eBooks Collection
itulah tanda ilmumu benar-benar bermanfaat. Jika sebaliknya
maka berhati-hatilah, Saudaraku!"
Pulang dari masjid Azzam langsung mencari Fadhil.
Ternyata anak itu belum juga pulang. Ia langsung beranjak ke
kamarnya. Malam itu kegiatan membuat tempe di rumah
libur. Rio dan teman-temannya sedang ikut mukhayyam 73 yang
diadakan oleh Universitas Al Azhar di Alexandria.
Azzam kembali membaca ulang surat dari adiknya. Ia
tersenyum. Pesan terakhir Husna yang membuatnya tersenyum.
Ia jadi memikirkan dirinya sendiri. Jika ia hendak menikah
dengan siapa sebaiknya ia menikah ya? Ia tidak punya
bayangan sama sekali. Dan ia sendiri merasa tidak perlu untuk
mencari bayangan itu saat itu. Sebentar lagi ia akan pulang.
Biarlah masalah itu ia pikirkan setelah ia pulang. Bukankah
Allah telah menjelaskan bahwa Allah menciptakan makhluknya
di alam semesta ini berpasang-pasangan? Ia yakin pasangan
hidupnya telah ada, telah tersedia. Jadi ia tak perlu
mengkuatirkannya.
Malam itu untuk pertama kalinya setelah sekian tahun
lamanya ia tidur benar-benar di awal malam. Dalam tidurnya
ia kembali bermimpi bertemu ibu dan adik-adiknya.
***
Dalam perjalanan dari sekretariat Keluarga Mahasiswa
Aceh di Makram Abied sampai Mutsallats, Fadhil tak kuasa
menahan sesak di dadanya. Airmatanya terus meleleh tanpa
bisa ditahannya. Ia baru saja menghadiri rapat pembentukan
panitia pernikahan Tiara dengan Zulkifli. Seperti yang ia
duga, ia pasti diminta terlibat jadi panitia. Ia bahkan sempat
diminta untuk jadi ketua panitianya. Dengan berat hati ia
menolaknya.
Namun akhirnya ia tidak bisa menolak untuk jadi penanggung
jawab acara akad nikah dan walimah. Fadhil benarbenar
tersiksa. Ia akan melihat orang yang dicintainya diam-
73 Perkemahan.
Habiburrahman El Shirazy
332
Ilyas Mak’s eBooks Collection
diam dengan sangat mendalam akan menikah dengan orang
lain. Menikah di depan matanya, dan ia jadi panitianya.
Yang membuat dadanya sangat sesak, ia juga harus memimpin
tim nasyid yang dipimpinnya untuk meramaikan pesta
pernikahan itu. Selain pemimpin, ia adalah vokal utama di tim
nasyid itu. Ia akan menjadi penghibur dalam pesta pernikahan
itu. Ia tidak bisa membayangkan seperti apa penampilan
dirinya nanti. Sanggupkah ia melaksanakan ini semua.
Saat ini, belum apa-apa dirinya sudah terbakar oleh api
cemburu, api penyesalan dan kesedihan yang luar biasa panas
baranya. Ia meratapi nasibnya. Alangkah ruginya dirinya,
tidak mendapatkan orang yang dicintainya. Tidak mendapatkan
gadis sebaik Tiara yang sudah lama ia damba. Dan alangkah
bahagia temannya itu, Zulkifli yang akan menyunting
gadis selembut Tiara.
Yang membuatnya semakin tersiksa adalah, Tiara dalam
rapat tadi tampak murung. Ia jadi teringat katakata adiknya,
Cut Mala, beberapa waktu yang lalu, "Namun entah kenapa ia
sepertinya murung saja Kak. Kayaknya ia kecewa pada Kakak.
Mala tahu persis kalau Kak Tiara itu memang menaruh harap
pada Kakak."
Ia yakin Tiara juga mengalami kesedihan yang sama.
Seperti yang dialaminya. Kesedihan seorang pencinta yang
dipisahkan dengan orang yang dicintainya. Kesedihan seorang
pencinta yang diputus harapannya tmtuk bisa bersanding dan
hidup bersama dengan orang yang dicintainya.
Tiba-tiba entah kenapa, ia merasa memang benarbenar
sangat mencintai gadis yang pernah menjadi muridnya itu. Ia
merasa akan kehilangan sesuatu yang paling berharga untuk
selamanya. Ia kembali meratapi nestapanya. Ia adalah juga
manusia biasa dengan segala kelemahannya.
Sampai di rumah Fadhil langsung merebahkan tubuhnya
di atas tempat tidurnya. Matanya sedikit pun tak mau terpejam.
Airmatanya terus meleleh. Hatinya pilu. Tubuhnya seperti
remuk redam.
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
333
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Di Masakin Utsman Tiara juga didera nestapa yang
sama. Bahkan lebih dalam sakitnya. Gadis itu seperti kehilangan
daya hidupnya. Ia merasa menjadi makhluk paling
malang di jagad raya. Ia benar-benar tersiksa oleh perasaan
hatinya. Ia belum bisa menerima kenyataan bahwa ia telah
menerima lamaran orang yang tidak diharapkannya. Ia belum
bisa menerima kenyataan bahwa ia akan menikah tidak dengan
orang yang selama ini dikaguminya, dihormatinya dan dicintainya.
Yaitu Fadhil, kakak Cut Mala. Orang yang ia kagumi
sejak di pesantren dulu.
Ia belum bisa menerima kenyataan bahwa ia pada akhirnya
akan hidup bersama dengan orang yang sama sekali asing
baginya. Ia harus melayani dan mengabdi dengan jiwa terpaksa.
Ia menahan perih di dadanya. Hatinya menjerit sekeraskerasnya.
Ooo alangkah bahagianya perempuan yang mendapatkan
cintanya.
Ooo alangkah bahagianya perempuan yang melayani
suami yang dicintainya dan mencintainya.
Ooo alangkah bahagianya membangun rumah tangga
dengan sepenuh cinta. Cinta dari sang isteri dan cinta dari
sang suami. Kedua cinta itu bertemu jadi satu dan menjelma
menjadi kekuatan cinta yang berselimutkan ibadah kepada
Tuhan Yang Maha Memberi Cinta.
Itulah sepenuh cinta yang didamba-damba Tiara. Menikah
dengan orang yang dicintainya, dan orang yang dicintainya
itu juga mencintainya. Menikah dengan perasaan bahagia.
Mengabdi pada suami dengan perasaan bahagia dan mela -
hirkan buah cinta dengan perasaan bahagia dan bangga.
Hati Tiara perih luar biasa mendapati kenyataan bahwa
kebahagiaan seperti itu tidak ia dapat. Ia sudah mendapat
keterangan banyak tentang calon suaminya. Namun belum
juga ada api cinta terpercik di dalam jiwanya. Hatinya masih
diisi rasa cinta pada Fadhil, orang yang ia rasakan pernah
rmengajarnya dengan penul1 kelembutan dan cinta. Sekaligus
orang yang selama ini begitu baik padanya.
Habiburrahman El Shirazy
334
Ilyas Mak’s eBooks Collection
Yang lebih menyiksanya adalah, ia sadar bahwa perasaan
seperti itu dilarang dalam agama. Ia tahu persis akan hal itu.
Ia seorang mahasiswi Al Azhar. Ia sangat tersiksa. Seharusnya
ketika ia menerima pinangan seseorang dalam hatinya, hanya
ada nama orang yang meminangnya dan bukan orang lain. Ia
sudah matimatian untuk membersihkan hatinya dari yang
tidak pantas dan dicela. Ia sudah mati-matian melupakan
Fadhil. Namun entah kenapa ia tidak bisa.
Ia berusaha mencari-cari alasan untuk membenci Fadhil,
tapi tidak berhasil. Yang ada justru sebaliknya, setiap kali ia
menekan hatinya untuk membuang Fadhil, tiba-tiba muncul
rasa kehilangan yang menyakitkan dan menyiksanya. Sebagai
seorang Muslimah yang tahu adab dan akhlak, seharusnya ia
tidak merasa demikian. Seharusnya ia bisa menerima kenyataan
yang dihadapinya. Akal sehatnya menyadarkannya akan
hal itu. Namun betapa susah menghapus rasa cinta yang terlanjur
menghujam ke dalam jiwa.
Jam tiga, Fadhil belum juga memejamkan mata Dunia ini
sangat tidak nyaman ia rasa. Ia masih memikirkan nasibnya.
Arakah ia masih kuat bertahan di Cairo untuk melanjutkan S.2
seperti yang ia rencana, jika setelah menikah Tiara dan
Zulkifli tinggal satu kota dengannya, dan ia pasti akan sering
bertemu mereka di KMA dan di mana-mana?
Jika mereka memerlukan bantuan pastilah ia yang akan
diminta. Minta siapa lagi? Bukankah ia yang paling dekat
dengan mereka. Dialah teman satu pesantren Zulkifli, dan
dialah yang selama ini minta Tiara membimbing Cut Mala
adiknya? Di Cairo tak ada yang lebih dekat dengan mereka
selain dia. Sanggupkah ia menunaikan kewajibannya sebagai
seorang sahabat, seorang saudara seiman, sebangsa, sedaerah,
bahkan sealumni dengan penuh keikhlasan?
Hanya airmatanya yang menjawab. Kalau ia jauh dari
mereka atau mereka jauh darinya tak akan terasa berat.
Namun mereka akan sangat dekat dengannya, dan ia akan
terus diminta dekat dengan mereka.
Di negeri orang, kawan satu bangsa beda pulau ibarat
saudara. Apalagi kawan satu daerah dan satu alumni. Fadhil
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
335
Ilyas Mak’s eBooks Collection
merasa, jika ia tetap bertahan di Cairo, hidupnya akan terasa
berat. Kecuali jika ia menemukan pengganti Tiara, pengganti
yang lebih ia cintai dan ia sayangi. Dan di Cairo ini adakah
yang bisa melebihi Tiara dalam menawan hati dan jiwanya? Ia
sama sekali belum bisa menemukannya.
Fadhil menghela nafas. Ia merasa benar-benar tidak
berdaya. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa. Hidup terasa hampa.
Terasa ada sesuatu bagian paling berharga yang terenggut
darinya.
Jam beker di kamar Azzam berdering-dering, Fadhil
mendengarnya. Ia melihat jam di dinding kamarnya. Jam tiga
lebih dua puluh lima. Sejurus kemudian Fadhil mendengar
suara beker itu mati, pintu berderit dibuka, dan gemericik
suara air di kamar mandi. Tiba-tiba Fadhil merasa iri dengan
Azzam. Azzam yang di matanya begitu tegar menghadapi
hidupnya. Azzam yang selalu ia lihat bekerja dan bekerja. Ia
tak pernah mendengar Azzam berbincang-bincang tentang
perempuan.
Setahunya, Azzam tak mengenal perempuan kecuali
ketiga adik dan ibunya. Merekalah yang menjadi segala -
galanya baginya. Ia ingin seperti Azzam, tapi ternyata ia tidak
bisa mengingkari bahwa selain ibunya dan Cut Mala adiknya,
ternyata ada Tiara di dalam hatinya.
Fadhil bangkit mengambil air wudhu lalu shalat. Hatinya
tidak bisa khusyuk, tapi ia tetap shalat. Selesai shalat ia ke
kamar Azzam. Azzam sedang membaca kitab Al Hikam.
"Ee kau Dhil, sudah bangun?"
"Bukan sudah bangun Kang, tapi aku memang tidak bisa
tidur!"
"Kenapa tidak bisa tidur?"
"Aku mau cerita, tapi tolong ini jadi rahasia di antara kita
berdua saja ya."
"Baik."
Habiburrahman El Shirazy
336
Ilyas Mak’s eBooks Collection
"Begini Kang. Aku sedang menghadapi masalah psikologis
yang pelik Kang."
"Pelik bagaimana Dhil?"
Fadhil lalu menceritakan semuanya. Tentang Tiara yang
meminta pendapatnya karena dilamar Zulkifli yang tak lain
adalah temannya sendiri di Indonesia. Tentang saran yang ia
berikan. Tentang segala perasaan cintanya pada Tiara. Tentang
kekecewaan Tiara. Tentang pernikahan Tiara yang akan
segera diadakan. Tentang hasil rapat di KMA yang memintanya
jadi penanggung jawab acara. Tentang dirinya yang
harus mendendangkan nasyid di hadapan mempelai berdua.
Tentang segala rasa cinta pada Tiara yang membuatnya
tersiksa. Tentang kesedihan dan nestapanya yang menyesak
dada. Fadhil menceritakan itu semua dengan mata berkaca -
kaca.
"Bayangkan Kang, kalau boleh jujur, aku sudah bersimpati
padanya sejak mengajarnya di Madrasah Aliyah. Dulu aku
tidak merasakannya. Tapi sejak dia tiba di Cairo ini, aku diamdiam
sudah merencanakan hendak mengkhitbahnya begitu aku
lulus. Aku sangat mencintainya. Namun herannya ketika dia
minta saran kenapa aku bisa memberi saran demikian. Kenapa
aku sok jadi pahlawan dengan mengutamakan orang lain?
Sekarang aku seperti terpanggang oleh api cemburu dan
penyesalan yang sangat menyakitkan. Aku harus bagaimana
Kang?"
Azzam tersenyum. Entah kenapa mendengar kisah Fadhil
ia ingin tertawa, tapi tidak dilakukannya. Ia takut membuat
Fadhil semakin tersiksa. Dengan tenang, ia berniat menghibur
dan memberikan jalan yang lebih terang kepada Fadhil. Ia
menanggapi,
"Dhil, Fadhil, masalah yang kau hadapi itu masalah kecil.
Tak usah kaubesar-besarkan. Nanti semuanya akan baik-baik
saja. Ini kebetulan aku baru saja membaca perkataan Imam
Ibnu Athaillah yang sangat dahsyat tentang cinta. Dan perkataan
beliau ini bisa jadi terapi yang tepat untuk penyakit
Ketika Cinta Bertasbih Buku I
337
Ilyas Mak’s eBooks Collection
cintamu. Ya, aku katakan apa yang kau simpan di hatimu itu
adalah penyakit. Cinta sejati itu menyembuhkan tidak menyakitkan."
Dengar baik-baik ya perkataan Ibnu Athaillah, saya bacakan
langsung dari kitab aslinya. Beliau mengatakan: la yukhriju
asy syahwata illa khaufun muz'ijun aw syauqun muqliqun! Artinya
tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangnn
duniawi selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan
hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merana!
"Coba resapi baik-baik kata-kata ulama besar dari Iskandaria
ini. Kecintaanmu pada Tiara itu syahwat. Hampir semua
orang yang jatuh cinta itu merasakan apa yang kau rasakan.
Dan perasaan seperti itu tidak akan bisa kaukeluarkan, kauusir
dari hatimu kecuali jika kau memiliki dua hal.
"Pertama, rasa cinta kepada Allah yang luar biasa yang
menggetarkan hatimu. Sehingga ketika yang ada di hatimu
adalah Allah, yang lain dengan sendirinya menjadi kecil dan
terusir. Kedua, rasa rindu kepada Allah yang dahsyat sampai
hatimu merasa merana. Jika kau merasa merana karena rindu
kepada Allah, kau tidak mungkin merana karena rindu pada
yang lain. Jika kau sudah sibuk memikirkan Allah, kau tidak
akan sibuk memikirkan yang lain.
"Karena hatimu miskin cinta dan rindu kepada Allah,
jadinya kau dijajah oleh cinta dan rindu pada yang lain. Saat
ini yang menjajah hatimu adalah rasa cinta dan rindumu pada
Tiara. Itulah yang membuatmu tersiksa Padahal kau sudah
tahu kalau dia sudah dilamar dan dikhitbah saudaramu sendiri.
Kau harus tahu perasaan seseorang tidak bisa mengubah
hukum syariat. Seberapa besar rasa cintamu kepada Tiara dan
seberapa besar perasaan cintanya kepadamu, tidak akan mengubah
hukum dan status Tiara, bahwa ia telah dikhitbah oleh
saudaramu. Apalagi Tiara telah menerimanya.
"Panitia pernikahan telah ditata. Kau sama sekali tidak
boleh merusaknya. Kalau kau mau jadi pahlawan jangan setengah-
setengah. Jadilah pahlawan yang benar benar pahlawan,
meskipun harus mengorbankan sesuatu yang kau anggap paHabiburrahman
El Shirazy
338
Ilyas Mak’s eBooks Collection
ling berharga. Tidak ada pahlawan yang tidak berkorban apaapa!
"
Kedua mata Fadhil basah mendengar kata -kata Azzam
yang membukakan jalan lebih terang baginya. Tapi Tiara
masih juga tertulis dengan jelas di hatinya.
"Terima kasih Kang. Cinta memang bukan segala-galanya,
tapi kehilangan cinta seperti kehilangan segala -galanya."
Azzam tersenyum dan berkata dengan suara pelan,
"Benar. Mencintai makhluk itu sangat berpeluang menemui
kehilangan. Kebersamaan dengan makhluk juga berpeluang
mengalami perpisahan. Hanya cinta kepada Allah yang
tidak. Jika kau mencintai seseorang ada dua kemungkinan
diterima dan ditolak. Jika ditolak pasti sakit rasanya. Namun
jika kau mencintai Allah pasti diterima. Jika kau mencintai
Allah, engkau tidak akan pernah merasa kehilangan. Tak akan
ada yang merebut Allah yang kaucintai itu dari hatimu. Tak
akan ada yang merampas Allah. Jika kau bermesraan dengan
Allah, hidup bersama Allah, kau tidak akan pernah berpisah
dengannya. Allah akan setia menyertaimu. Allah tidak akan
berpisah darimu. Kecuali kamu sendiri yang berpisah dari-
Nya. Cinta yang paling membahagiakan dan menyembuhkan
adalah cinta kepada Allah 'Azza wa Jalla."
Mendengar hal itu ada kesejukan yang mengaliri jiwanya.
Kesejukan yang membuat hatinya sedikit terhibur dan lega.
Jiwanya perlahan mulai menemukan ketenangan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Cheap Web Hosting | new york lasik surgery | cpa website design